Peradaban Melayu
Jesslyn Michael - SMAS WITAMA NATIONAL PLUS
Jejak Sriwijaya hingga Malaka,
mengukir kisah nan amerta dalam tanah Melayu Riau.
Setiap jejak yang ku semai, terembus lembut oleh angin,
menyusuri jembatan, penghubung dua dunia yang terpisah oleh aliran air.
Heningnya sungai Siak mengalir dari hulu ke hilir,
menyaksikan armada kapal lancang kuning yang berlayar,
menghantam angin, bagaikan hempasan sayap-sayap,
yang siap menghantarkan kebebasan.
Alunan zapin melengking, menggema hingga cakrawala,
menyelam dalam heningnya relung telinga.
Aura sang penari berkilau bagaikan rembulan,
mengukir lenggokkan badan nan elegan,
dengan kain yang mengalun.
Aroma harum yang terbalut dengan daun pandan,
mulai memudarkan dentingan melodi,
dalam kebisingan relung telinga.
Pantun yang dulu mengukir sejarah,
dengan merdunya bunyi kompang bersahut,
kini terjerat dalam kelamnya waktu,
Secarik pantun tergeletak,
terperangkap dalam kotak nan mencekam.
Bisikan dunia maya merasuk dalam jiwa,
Sorakan di layar menggantikan suara gendang,
menghapus karangan masa lampau nan harmoni.
Dalam dunia maya, kenangan pun pudar,
Sementara adat yang dijunjung, perlahan terpinggir.

0 Komentar