GCBI (GENERASI CINTA BAHASA INDONESIA)


Oleh: Raudhatul Fatihah Rizani

Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang digunakan manusia untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan informasi kepada orang lain. Bahasa memiliki aturan dan struktur tertentu yang memungkinkan orang untuk memahami dan berinteraksi menggunakan kata-kata, simbol, dan suara. Bahasa dapat diucapkan atau ditulis dan sangat bervariasi di seluruh dunia, dan banyak di antaranya memiliki tujuan dan situasi komunikasi yang berbeda. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan resmi Indonesia. Bahasa ini merupakan alat komunikasi yang digunakan di setiap pelosok negeri dan merupakan bahasa pemersatu masyarakat yang berbeda dengan bahasa ibu untuk berkomunikasi
dan berinteraksi. Bahasa Indonesia memiliki aturan tata bahasa dan ejaan resmi yang dikelola oleh Badan Bahasa dan Buku. Bahasa Indonesia digunakan dalam dunia pendidikan, media massa, pemerintahan dan kehidupan sehari-hari.
Gen Z (Gen Z) merupakan generasi yang akrab dengan teknologi Internet sejak
lahir. Generasi inilah yang akan menjadi salah satu penopang utama menuju Indonesia emas 2045. Berdasarkan rentang usianya, Gen Z merupakan kelompok pengguna teknologi internet tertinggi di Indonesia. Hampir 99,16% remaja dalam rentang usia 13-18 tahun, kehidupannya terhubung ke jaringan internet (APJII, 2022). Meniru merupakan sifat dasar manusia, seseorang akan cenderung memilih untuk mengikuti trend yang sedang berkembang agar tidak merasa ketinggalan (Berns, 2010) Dalam proses perkembangannya, Generasi Z telah menciptakan fenomena menarik dalam dunia bahasa. Kolaborasi bahasa Indonesia dengan berbagai bahasa asing menyebabkan munculnya bahasa gaul yang unik di antara keduanya. Tapi, dilihat dari kacamata yang berbeda kemunculan bahasa gaul membuat kalangan Gen Z merasa keren dan lebih senang menggunakan bahasa gaul dari pada Bahasa Indonesia. Lantas, bagaimana melestarikan Bahasa Indonesia sebagai aktualisasi diri disaat maraknya penggunaan bahasa gaul pada Gen Z? Menurut Mulyana (2008), bahasa gaul adalah beberapa kata atau istilah yang
mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang atau bahkan bertentangan dengan arti yang digunakan oleh orang-orang dari budaya tertentu. Di era saat ini masyarakat senang menggunakan bahasa gaul terutama di kalangan Gen Z dari pada bahasa Indonesia. Faktor pendukung maraknya bahasa gaul di kalangan Gen Z dapat dilihat dari beberapa tanda seperti pesatnya perkembangan internet dan situs jejaring sosial di mana pengguna situs jejaring sosial, terutama Gen Z menjadi agen penyebaran bahasa gaul. Lalu pengaruh lingkungan menjadi faktor berikutnya, serta peran media yang sering dikonsumsi oleh Gen Z saat ini. Ada dua media yang dimaksud, yaitu media elektronik seperti film yang menggunakan bahasa gaul dan media cetak seperti novel
yang lebih sering menggunakan bahasa dibandingkan bahasa Indonesia.
Dampak penggunaan bahasa gaul terhadap kelangsungan bahasa Indonesia dapat kita lihat dari beberapa kejadian, misalnya saja pemahaman masyarakat Indonesia terhadap bahasa baku yang menurun sehingga menyebabkan masyarakat jarang menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Masyarakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya lebih lanjut karena sudah merasa sudah menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan akurat. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan bahasa gaul dalam konteks bahasa Indonesia memang
ada, hal ini disebabkan oleh pengaruh perkembangan teknologi dan penggunaannya oleh mayoritas Gen Z, sehingga cepat atau lambat bahasa Indonesia juga akan ikut tergerak. Penting untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan bahasa gaul dan pemahaman serta penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa gaul hendaknya tidak menjadi ancaman bagi keberlangsungan bahasa Indonesia, namun cara untuk memperkaya kosa kata dan memahami perkembangan saat ini. 

Dalam mewujudkan Generasi Cinta Bahasa Indonesia (GCBI) ada 3 program
yang bisa kita laksanakan, yaitu:
1. Kolaborasi
Saat ini banyak lembaga non pemerintah yang bergerak di bidang bahasa seperti Majelis Bahasa Indonesia, Balai Bahasa, dan komunitas literasi lainnya yang bergerak memang dibidang bahasa Indonesia. Dengan menjalin kerjasama dengan berbagai organisasi ini dapat menanamkan nilai kecintaan terhadap bahasa Indonesia. Pihak pemerintah hanya perlu menguatkan instrumen yang sudah ada saat ini dan tidak perlu mengusulkan ataupun membentuk lembaga dan instansi baru dalam menumbuhkan generasi cinta bahasa Indoenesia. Mengapa demikian? Karena saat ini semua perangkat dalam dan luar pemerintahan sudah sangat lengkap dan sistematis, hanya perlu penguatan yang lebih partisipatif.
2. Konten Kreator
Gen Z merupakan generasi yang tumbuh di era digital. Mereka menggunakan jejaring sosial, seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, untuk berbagi konten dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Ini menciptakan platform di mana bahasa Indonesia terus berkembang dan berinovasi. Saat ini konten kreator merupakan public figure bagi Gen Z. Sifat dasar manusia yang suka meniru, menjadi salah satu alasan utama untuk melibatkan Gen Z yang menjadi konten kreator dalam melakukan sosialisasi, kampanye online, ataupun edukasi tentang kesadaran penggunaan bahasa Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat Gen Z dalam melestarikan budaya berbahasa Indonesia sebagai aktualisasi diri.
3. Platform GCBI (Generasi Cinta Bahasa Indonesia)
Platform GCBI ini tidak jauh berbeda dengan platform yang ada seperti Kreativitas Sastra. Jika di platform Kreativitas Sastra berfokus pada karya
sastra berupa tulisan, Platform GCBI ini memberikan wadah bagi generasi
muda untuk menulis cerita, puisi, esai serta menyediakan program audio
dalam bahasa Indonesia. Selain berkembang dalam bidang tulisan, platform GCBI memfasilitasi pendengaran, pengembangan kemampuan berbicara
serta memberikan perbaikan kata atau kalimat sesuai dengan EYD yang diharapkan dapat membantu Gen Z dalam melestarikan budaya berbahasa Indoesia sebagai aktualisasi diri. Kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia sebagai simbol identitas dan budaya Indonesia harus terus ditingkatkan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga non-pemerintah, konten kreator, dan generasi muda, bahasa Indonesia dapat
tetap menjadi bagian integral dari budaya Indonesia. Penggunaan bahasa gaul seharusnya menjadi cara untuk memperkaya kosa kata dan memahami perkembangan saat ini, bukan menjadi ancaman bagi eksistensi bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan mengambil langkah yang tepat, Gen Z dapat menjadi agen perubahan dengan
melestarikan bahasa nasional Indonesia sebagai aset berharga dalam perjalanan menuju Indonesia emas 2045.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOSI DEBAT SMA BULAN BAHASA 2019

MOSI YANG DILOMBAKAN DALAM DEBAT PRATIKUM SASTRA KE 27

Mahasiswa 2018: Kesan dan Pesan PKKMB dan Sehari Bersama Maba