Membangun Kesadaran Generasi Muda untuk Cinta Bahasa Indonesia
Oleh: Mifta Nabila Ulfa
Pada zaman sekarang, anak muda lebih tertarik untuk mengikuti budaya Barat agar
terlihat keren. Ketertarikan akan budaya Barat ini berpengaruh terhadap kecintaan anak muda akan budaya Indonesia. Kecintaan akan budaya Indonesia mulai tergerus baik dari segi gaya hidup, pola pikir, makanan, bahkan bahasa Indonesia sendiri. Bahasa Indonesia yang dulunya dijunjung tinggi kini sudah mulai menyimpang. Bahkan anak muda malu menggunakan bahasa Indonesia yang benar karena takut diolok- olok dengan temannya yang menggunakan bahasa gaul. Padahal jika kita mempertahankan
penggunaan bahasa bahasa Indonesia maka kita dapat memperlihatkan kepada dunia bahwa kita sangat menjunjung tinggi bahasa persatuan kita. Bagaimana bisa kita dikatakan cinta tanah air tetapi masih menggunakan bahasa gaul dalam kehidupan sehari- Hari. Mengembalikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidaklah mudah. Karena penggunaan bahasa gaul yang sudah menjadi kebiasaan sehari- hari. Namun,
penggunaan bahasa Indonesia dapat dibiasakan dengan cara latihan berbicara
menggunakan bahasa baku secara perlahan- lahan. Hal ini dapat dirasakan efeknya jika dilakukkan secara konsisten dan lingkungan yang mendukung penggunaan bahasa Indonesia. Beberapa contoh kata yang tidak baku namun sering digunakan dalam kehidupan sehari-
hari seperti: bikin, bakalan, ngapain, emangnya, gua, ngobrol, biarin, elo, nyokap, bokap, gue, mie, seterah, gilak, dan lain-lain. Kata- kata ini tidak sah menurut kamus bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa tidak baku dalam kehidupan sehari- hari dapat mempengaruhi cara berbicara kita ketika dalam acara formal. Hal ini tentu dapat mempengaruhi reputasi kita di depan orang lain. Ini beberapa contoh kalimat tidak baku seperti: saya kirim surat untuk Ibu, pemerintah tolak impor barang ilegal, dan lain- lain. Setelah melihat beberapa penjabaran masalah tentang bahasa diatas, maka kita tersadarkan bahwa banyak kesalahan kita saat berbicara dengan orang lain. Oleh karena itu, kita dapat merperbaiki ucapan kita saat berbicara dengan orang lain apalagi dalam
acara formal. Karena jika kita sudah terbiasa dengan penggunaan bahasa Indonesia yang benar, maka kita tidak sungkan lagi untuk mengikuti acara- acara formal dan kita bisa berbicara secara lancar didepan orang lain menggunakan bahasa Indonesia yang benar.
Didalam sumpah pemuda pun, terdapat ikrar yang menjunjung tinggi bahasa Indonesia. Namun, ikrar ini tidak dijunjung oleh anak muda zaman sekarang. Kalau seperti ini, bagaimana kita sebagai generasi penerus bangsa bisa diharapkan untuk menjaga identitas negara Indonesia. Maka dari itu, saya mengajak anak muda Indonesia dan juga teman- teman untuk membangun kesadarannya untuk menjunjung tinggi bahasa Indonesia dengan cara menggunakan bahasa Indonesia dengan benar. Ini merupakan tugas berat yang harus kita wujudkan bersama- sama. Karena menurut saya, melestarikan bahasa Indonesia sama dengan menjaga eksistensi negara Indonesia dimata dunia.
Komentar
Posting Komentar