PETABAYA: Cara Seru Melestarikan Bahasa Melalui Video Gim Edukasi


Oleh: Khairul Rizky

Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan dan identitas nasional yang
ditetapkan sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Bahasa Indonesia lahir
dari semangat Sumpah Pemuda pada tahun 1928, yang merupakan pernyataan
kesatuan dan kebangsaan para pemuda Indonesia. Bahasa Indonesia berperan
penting dalam menunjukkan eksistensi dan kedaulatan Indonesia di mata dunia,
serta sebagai alat komunikasi antara berbagai suku, etnis, agama, dan budaya yang ada di Indonesia. Bahasa Indonesia juga merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi muda Indonesia, sebagai penerus bangsa. Berdasarkan data dari Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah penutur bahasa
Indonesia di seluruh dunia mencapai 199 juta penutur. Persebaran penutur bahasa
Indonesia adalah sebagai berikut: Amerika dan Eropa: 2 juta penduduk; Asia, Pasifik, dan Afrika: 2,4 juta penduduk; Asia Tenggara: 5,2 juta penduduk. Jumlah
pembelajar bahasa Indonesia penutur asing (BIPA) adalah sebagai berikut: Amerika dan Eropa: 10.548 orang; Asia Tenggara: 61.446 orang; Asia, Pasifik, dan Afrika: 70.490 orang. Itu semua adalah data di luar dari orang Indonesia sendiri yang diperkirakan berjumlah 269 juta orang. Akan tetapi, bahasa Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengancam keberadaan dan kelestariannya. Ancaman-ancaman tersebut antara lain adalah masuknya istilah-istilah asing ke dalam kosa kata bahasa Indonesia, munculnya ragam-ragam bahasa Indonesia tidak baku, pengaruh budaya asing yang lebih populer dan modern, kurangnya minat dan kesadaran generasi muda untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, serta rendahnya kualitas
pendidikan bahasa Indonesia di lembaga-lembaga pendidikan. Hal tersebut telah
memicu penggunaan bahasa Indonesia yang menyimpang dan tidak sesuai kaidah
yang ada. Permasalahan tersebut memerlukan tindakan khusus demi pelestarian bahasa itu sendiri. Beberapa penelitian terkait pelestarian bahasa Indonesia telah dilakukan oleh para akademisi dan praktisi. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Martha (2023) tentang bagaimana cara melestarikan dan mempertahankan
bahasa Indonesia. Penelitian ini menyarankan beberapa metode seperti
meningkatkan kedisiplinan berbahasa Indonesia, menjadikan lembaga pendidikan sebagai basis pembinaan bahasa, perlunya pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta diperlukan adanya undang-undang kebahasaan.

Upaya tersebut perlu dilakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang
dihadapi dalam pelestarian budaya berbahasa Indonesia. Tantangan tersebut antara lain seperti kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat terhadap
pengembangan dan perlindungan bahasa Indonesia, kurangnya sumber daya
manusia yang kompeten dan profesional dalam bidang bahasa Indonesia, kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pembelajaran
dan pengajaran bahasa Indonesia, serta kurangnya kesadaran akan pentingnya
bahasa lokal sebagai jati diri bangsa. Ancaman terbesar dan serius terkait
pelestarian bahasa Indonesia ini terfokus pada generasi muda. Sebab generasi muda adalah generasi yang akan jadi penerus keberlangsungan bangsa. Sayangnya, justru pada generasi muda pula paling banyak ditemukan problematika berbahasa yang
mengancam kelestarian bahasa Indonesia itu sendiri. Atas dasar tersebut, diperlukan solusi khusus yang relevan dan tepat sasaran bagi generasi muda dengan
tujuan mempertahankan kemampuan, pengetahuan, dan minat terhadap bahasa
Indonesia. Salah satu media yang menarik bagi generasi muda, terutama kalangan
remaja usia 13-18 tahun serta dewasa 19-28 tahun adalah video gim. Dengan
perkembangan teknologi yang pesat, industri media sosial dan internet telah
menghadirkan banyak sekali video gim yang diminati sejumlah besar generasi
muda. Maka video gim dapat menjadi sarana efektif dalam upaya pelestarian bahasa Indonesia. Pada esai ini, dituturkan rancangan video gim edukasi yang bertujuan untuk sarana pelestarian bahasa Indonesia.

Video gim mengambil judul Petabaya: Petarung Bahasa Budaya. Video gim
dirancang untuk dioperasikan pada perangkat ponsel pintar yakni sistem operasi Android dan iOS. Judul Petabaya diambil dengan filosofi sebagai bentuk
perjuangan mempertahankan kekayaan budaya berupa bahasa, yang harus
dilakukan sungguh-sungguh seperti pertarungan di medan perang. Selaras dengan hal tersebut, desain tema gim juga dibuat dengan konsep aksi petualangan fantasi dan pertarungan dengan jalan cerita khusus. Genre yang diangkat juga merupakan gim petualangan dunia terbuka tiga dimensi. Sehingga pemain dapat benar-benar merasakan pengalaman imersif yang seru sekaligus berfungsi menambah wawasan dan menguji kemampuan berbahasa. Berikut adalah rancangan konsep alur cara memainkan gim tersebut: Pemain akan memulai gim dengan menciptakan avatar sendiri yang dapat dikustomisasi dan diberi nama sesuai keinginan. Pemain akan diarahkan
menciptakan avatar sebagai karakter petarung yang akan dikendalikan pemain. Di awal permainan, avatar pemain akan diberi senjata awal berupa pedang yang
disebut “Diksi”. Avatar pemain akan memulai permainan di sebuah dunia fiktif,
sebuah kota mati dan terbengkalai bernama “Halaman Kamus”. Misi utama
permainan adalah menyelamatkan diri dan keluar dari kota mati tersebut. Tantangan
yang harus dihadapi pemain adalah melawan semua musuh yang ada di kota
tersebut agar dapat keluar dari sana. Terdapat bervariasi lawan pada level-level
kekuatan berbeda yang harus di lawan dalam petarungan. Sebagai bentuk edukasi bahasa, mode pertarungan dibuat berupa kuis pengetahuan dan kemampuan bahasa. Contoh: jika avatar pemain berhadapan dengan karakter lawan, permainan akan masuk ke mode bertarung. Pemain akan diberi pertanyaan-pertanyaan terkait bahasa Indonesia. Setiap pertanyaan yang dijawab dengan benar akan dikonversi menjadi kesempatan menggerakkan avatar untuk menyerang lawan, semakin banyak jawaban benar, semakin banyak kesempatan menyerang. Namun bila
menjawab salah, avatar tidak dapat digerakkan dan tidak dapat melawan serangan. Pemain dinyatakan kalah dan harus mengulang dari awal jika tewas dalam pertarungan. Jika berhasil menang, petualangan akan dilanjutkan dan akan
menghadapi lawan-lawan selanjutnya. Berikut seterusnya dengan level kesulitan
yang semakin meningkat. Semakin sulit lawan yang dihadapi, semakin sulit pula
pertanyaan kuis yang akan muncul. Setiap naik level, pemain akan mendapat pembaruan fitur dan senjata, serta perlengkapan penambah kekuatan, dalam hal ini adalah elemen “Majas” yang dapat meningkat kekuatan serangan. Selain jalan
cerita utama, gim juga dirancang untuk dapat dimainkan dengan mode multi-
pemain. Jadi, pemain tidak hanya berhadapan dengan karakter lawan yang berbasis komputer, tetapi juga bermain melawan sesama pemain dengan koneksi internet. Pada mode ini, kedua pemain bertarung satu lawan satu dengan menjawab pertanyaan benar-salah terkait kaidah kebahasaan. Setiap jawaban benar akan dikonversi menjadi serangan otomatis, dan pemenangnya adalah pemain yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar lebih banyak dalam waktu singkat.

Dalam Petabaya, semua unsur dalam gim dibuat bertemakan bahasa,
menggunakan istilah-istilah linguistik, dan kosakata bahasa Indonesia sebagai
sarana edukasi sekaligus pelestarian bahasa Indonesia itu sendiri. Dengan demikian, kosakata bahasa Indonesia yang jarang digunakan dan terlupakan dapat digalakkan kembali dan diperkenalkan lagi sehingga tidak hilang atau tergantikan oleh istilah serapan. Pokok edukasi dalam rancangan gim ini terletak pada pertanyaan kuis yang
berfungsi menguji kemampuan berbahasa dan penguasaan bahasa Indonesia setiap
pemain. Sebab, bila tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan bahasa yang cukup, pemain tidak akan bisa memenangkan gim ini. Konsep pertarungan dan petualangan fantasi yang didukung visual apik bertujuan menjadi nilai daya tarik agar gim ini diminati oleh sasaran utama yaitu generasi muda. Dengan begitu, gim “Petabaya” dapat menjadi sarana pelestarian budaya bahasa yang menarik, aktif, interaktif, efisien, sekaligus unik dan menyenangkan. Tantangan dalam merealisasikan rancangan video gim edukasi ini adalah dibutuhkannya program komputer untuk menciptakan aplikasi dan desain visual gim. Proses untuk menciptakan aplikasi dari program komputer untuk menjalankan basis gim ini memakan waktu yang cukup lama dan biaya tertentu. Diharapkan, dengan rancangan alur yang dipaparkan dalam esai ini dapat menjadi modal awal sebagai acuan dalam melanjutkan proyek kedepannya agar rancangan gim dapat benar-benar direalisasikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOSI DEBAT SMA BULAN BAHASA 2019

MOSI YANG DILOMBAKAN DALAM DEBAT PRATIKUM SASTRA KE 27

NASKAH PUISI UNTUK LOMBA BACA PUISI BULAN BAHASA 2019 TINGKAT MAHASISWA