Saatnya Generasi Muda Bergerak Melestarikan Bahasa Indonesia


Oleh: Fadhila Izzati

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam keberagaman, salah satunya adalah keberagaman bahasa. Indonesia memiliki kurang lebih 700 bahasa daerah dan menjadi negara dengan pemilik bahasa terbanyak kedua setelah Papua Nugini. Walaupun negara Indonesia memiliki berbagai macam bahasa daerah, bahasa yang digunakan sebagai bahasa persatuan negara Indonesia adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia menyatukan berbagai macam suku dan budaya di Nusantara tanpa menghilangkan identitas kesukuan serta latar belakang daerah yang bersangkutan.

 Saat ini, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar masih sangat terbatas. Ditambah lagi era digital saat ini sangat mempengaruhi masyarakat terutama generasi muda dalam pemakaian bahasa Indonesia. Banyak generasi muda lebih memilih menggunakan bahasa gaul dalam berkomunikasi. Mereka beranggapan jika
berkomunikasi menggunakan bahasa gaul, mereka akan terlihat lebih keren dibandingkan ketika mereka menggunakan bahasa Indonesia saja. Alasan lainnya yang membuat generasi muda lebih memilih berkomunikasi menggunakan bahasa gaul karena mereka cenderung merasa canggung dan kaku jika berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia baku dengan teman sebayanya.

 Istilah gaul merupakan bahasa yang digunakan oleh anak muda untuk menunjukkan bahwa mereka mengikuti tren terkini. Istilah gaul tidak hanya menjadi penghubung antar generasi, namun juga dapat menjadi bentuk ekspresi diri bagi anak muda. Istilah gaul
dapat menjadi indikator perubahan sosial yang terjadi di masyarakat, dan merupakan bagian dari budaya yang terus berkembang.

 Saat ini banyak generasi muda yang menggunakan bahasa gaul dalam komunikasi sehari-hari mereka. Bahkan para generasi muda ini mulai membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa gaul dengan cara memplesetkan bahasa Indonesia. Jika ditinjau lebih dalam, sebenarnya bahasa gaul sendiri sudah ada sejak lama, namun penyebutan istilah
bahasanya berbeda. Dahulu bahasa gaul lebih dikenal sebagai bahasa prokem. Bahasa prokem ini popular sekitar tahun 1980-an. Awalnya bahasa gaul hanya digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu saja. Hanya digunakan oleh beberapa kelompok tertentu saja karena tujuan awal bahasa ini agar anggota kelompok tersebut yang mengetahui
maknanya. Setiap kelompok memiliki ciri khas bahasa gaul mereka sendiri. Sehingga orang yang bukan anggota kelompok tersebut tidak mengetahui makna bahasa yang mereka gunakan dalam berkomunikasi. Bahasa gaul dapat dikatakan sebagai kode-kode tertentu yang hanya dimengerti oleh segelintir orang saja. Namun karena kerapnya bahasa gaul ini digunakan, orang-orang yang bukan berasal dari kelompok tersebut pun lama kelamaan mulai mengerti bahasa yang mereka gunakan.
 Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang seharusnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu penggunaan bahasa Indonesia harus sesuai dengan kaidah yang baik
dan benar, bukan dicampuradukkan dengan bahasa daerah, bahasa asing maupun bahasa gaul. Dalam hal ini, media memiliki peran yang sangat besar dalam menginspirasi masyarakat menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah yang baik dan benar. Tetapi jika dilihat kenyataannya saat ini, media justru menampilkan atau menulis berita cenderung menggunakan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa gaul, bahkan bahasa asing.

 Maraknya penggunaan bahasa gaul dalam berkomunikasi secara tidak langsung dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia. Seringnya penggunaan bahasa gaul dalam berkomunikasi membuat generasi muda semakin sulit menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena sudah menjadi kebiasaan. Bahkan yang lebih parah dapat
mengganggu kelancaran komunikasinya. Tidak seperti bahasa Indonesia baku yang
memiliki kamus umum bahasa Indonesia untuk menafsirkan setiap kosakatanya, bahasa gaul tidak memiliki pedoman resmi dalam penerjemahannya. Sehingga, setiap kata dalam bahasa gaul bisa dimaknai berbeda tergantung dari pemikiran setiap orang. Hal ini dapat
menimbulkan kesalahpahaman bagi beberapa orang yang memiliki penafsiran yang berbeda atas suatu kata, apalagi bila orang tersebut cenderung tidak mengikuti
perkembangan bahasa gaul di masyarakat tentunya sangat berpotensi menjadi salah penafsiran. Dari segi norma susila bahasa gaul memiliki dampak yang tidak baik.
Contohnya bila digunakan pada orang yang lebih tua, bahasa gaul akan dinilai tidak sopan karena keluar dari tatanan norma dan nilai sopan santun. Meskipun bahasa gaul merupakan ciri khas dari generasi muda, tetapi penggunaan bahasa gaul harus memperhatikan situasi dan kondisi yang ada.

 Jika penggunaan bahasa gaul tidak bisa dihindari, maka yang harus dilakukan adalah menyaring penggunaan bahasa tersebut, agar eksistensinya tidak sampai menyingkirkan bahasa Indonesia. Maka dari itu, peran generasi muda terutama mahasiswa sangat diperlukan dalam melestarikan bahasa Indonesia. Peran mahasiswa dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia sesuai
dengan kaidah yang berlaku, baik secara langsung maupun dalam bermedia sosial.
Mahasiswa juga dapat memanfaatkan teknologi yang kini semakin berkembang untuk memperkenalkan budaya serta bahasa Indonesia kepada seluruh dunia melalui media sosial. Dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana perkembangan bahasa Indonesia, mahasiswa secara tidak langsung mengedukasi masyarakat. Terlebih lagi
mayoritas dari generasi muda yang gemar menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-harinya. Para generasi muda dapat mempelajari sejarah bahasa Indonesia sebagai identitas nasional. Generasi muda harus mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi tentang identitas bangsanya sendiri. Sehingga mereka dapat mengenal lebih baik dan
mengikuti setiap perkembangan penggunaan bahasa Indonesia. Menanamkan rasa bangga
ketika menggunakan bahasa Indonesia juga merupakan suatu hal kecil yang dapat
dilakukan dimulai dari diri sendiri.

 Derajat bahasa Indonesia semakin lama semakin menurun, karena banyaknya generasi muda yang menganggap bahasa Indonesia itu kuno. Semakin maraknya penggunaan bahasa gaul merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa Indonesia dan semakin buruknya kemampuan berbahasa di generasi muda zaman sekarang. Sehingga,
bisa saja suatu saat bahasa Indonesia akan hilang karena tergeser oleh bahasa gaul di masa yang akan datang. Selain memiliki dampak negatif, bahasa gaul juga memiliki dampak positif, dampak positifnya bahasa gaul membuat orang-orang lebih akrab ketika berkomunikasi dengan lawan bicaranya, bahasa gaul juga membuat generasi muda menjadi lebih kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa gaul ini, tidak ada salahnya generasi muda menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, dan lawan bicara yang tepat.

 Pada era digital saat ini, bukanlah hal yang sulit untuk menyebarkan suatu informasi, termasuk menyebarkan kosakata bahasa gaul. Alangkah bijaknya, sebagai pengguna sosial media, generasi muda dapat memfilter mana bahasa yang layak digunakan dan mana bahasa yang justru memberikan pengaruh negatif terhadap bahasa Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOSI DEBAT SMA BULAN BAHASA 2019

MOSI YANG DILOMBAKAN DALAM DEBAT PRATIKUM SASTRA KE 27

NASKAH PUISI UNTUK LOMBA BACA PUISI BULAN BAHASA 2019 TINGKAT MAHASISWA