Riau: Tanah kelahiran dan tanah berpulang Karya Dwi Andre Ermiansyah Putra
Riau
Tanah kelahiran dan tanah berpulang
Karya Dwi Andre Ermiansyah Putra
Riau tanah Melayu yang sangat kental dengan adat istiadat, tradisi yang masih kental dan masyarakat yang masih berpegang teguh dengan ajaran-ajaran keagamaan serta adat dan tradisi. Belakangan ini, semenjak globalisasi dan kemajuan zaman yang begitu pesan membuat tanah melayu memuncukkan berbagai macam masalah. setiap tanah kabupaten kota mempunyai permasalahan yang tak ada hentinya. Apakah hal ini ada permasalahannya dengan ekonomi, pembangunan, dan penjajahan?. Mengapa penjajahan masuk?, tak masuk akal bukan?, memang tak masuk dalam perbincangan tetapi saat ini kita telah dijajah oleh orang asing yang ingin menguasai kekayaan alam untuk kepentingannya sendiri yang parahnya lagi kita dan masyarakat Riau tidak merasakan saat ini kita lagi dijajah. Pandanglah ke Slak, pandanglah ke Kuansing pandanglah keseluruh penjuru kota Riau, apakah masih ada keasrian di Riau ini? Hilangnya keasrian alam membuat masyarakat tidak bisa melakukan tradisi adat dan istiadat. Rimba ditebang, sawah dan ladang direnov menjadi pabrik, sungai menjadi got tempat pembuangan limbah pabrik, ini ulah siapa? pastinya ulah penjajah di tanah Riau ini. Pacu jalur akan hilang karena bahan kayu tidak ada, suku talang mamak tidak dapat melakukan adat istiadat karena sungainya hilang, suku sakai tidak dapat membuat obat-obatan tradisional karena hutannya sudah hilang begitu juga dengan tradisi-tradisi lainnya, apakah kita masih belum merasakan tanah Riau tidak dijajah? Bukankah kita sudah merdeka? Untuk itu, dengan menyambut hari ulang tahun Provinsi Riau dan hari kemerdekaan Republik Indonesia mari sama-sama kita renungkan nasib kita, renungkan tanah kelahiran dan tanah tempat kembalinya kita. Kita selaku penerus marilah kita rasakan dan pedulikan tangisan tanah kita dengan membantu melestarikan tanah kita, mari kita ciptakan sejarah dan jangan menikmati sejarah.
Komentar
Posting Komentar