Namaku Joko aku anak semata wayang,dan aku tinggal di desa kecil yang masih
kental dengan Tradisi.terutama Wayang, sejak kecil aku sering menonton pertunjukan
Wayang Kulit Kakekku, Saat aku menonton dengan Ayahku, aku selalu berfikir,
bagaimana cara Kakekku bermain Wayang Kulit. dan, bagaimana ekspresi wajah
Kakekku saat bermain Wayang Kulit. Namun Ayahku selalu melarangku untuk pergi
kebelakang panggung Tradisional padahal aku sangat P Penasaran dengan bunyi gamelan
yg bersamaan dengan gerakan serta tarian di atas panggung Tradisional.
Aku tinggal di Wonosobo, tepatnya di Jawa Tengah, rumahku hanyalah rumah
sederhana Tradisional yang biasa disebut rumah adat Panggang Pe, rumah ini seperti
rumah adat Joglo Hanya saja lebih sederhana. bagian paling menarik dari rumahku adalah
diruang tamu,karena Disana terletak banyak Wayang Kulit milik Kakekku yang tersusun
rapi,menambah daya tarik Tamu yg datang kerumah. ukiran serta ukuran Wayang Kulit
milik Kakek membuat aku jadi Penasaran.
Lalu pada suatu hari aku menghampiri Kakekku yang sedang membersihkan debu
di Wayangnya “Kakek,aku ingin bertanya?,” ”kamu ingin bertanya apa Joko?,”
”mengapa Wayang Kakek Berbeda-eda ukiran ,jenis, dan ukuran?” Kakekku pun
menjawab, “Joko, setiap Wayang yang Berbeda-beda memiliki arti dan maknanya
tersendiri,” Kakekku termenung sebentar,ketika aku bertanya, “Kakek kenapa?,kenapa
tiba-tiba Kakek termenung?” namun Kakekku tidak menjawab Sepatah Katapun, lalu
tiba-Kakekku pergi kekamarnya tanpa menjawab pertanyaanku.
Pada malam hari saat aku terbangun dari tidur karena ingin buang air kecil aku
mendengar Kakek dan Ayahku sedang bertengkar saat aku menguping aku mendengar
bahwa mereka Bertengkar mengenai tentang Wayang Kulit milik Kakekku. Kakekku
ingin agar Ayahku Meneruskan pekerjaannya sebagai seorang Dalang namun Ayahku
menolak dengan alasan Ayah Lebih memilih bekerja sebagai seorang Petani dari pada
seorang Dalang, Namun Kakekku tetap Bersikeras memaksa Ayahku agar segera berhenti
sebagai seorang Petani.
Setelah mendengar perdebatan Kakek dan Ayahku, aku pun mengurungkan niatku
untuk Membuang air kecil lalu menutup pintu dengan keras setelah itu menguncinya,
keesokan harinya Saat bangun dipagi hari aku mendengar Kakekku dan Ayahku
bertengkar lagi. Kakekku berkata “Jika bukan kamu siapa lagi!” aku langsung berlari
menghampiri Kakek dan Ayahku sembari Berkata dengan lantang, “aku yang akan
meneruskan pekerjaan Kakek sebagai seorang Dalang Jadi kalian tidak perlu lagi
bertengkar,” Kakek dan Ayahku seketika terdiam selama beberapa Saat karena
mendengar perkataanku tadi.
Lalu setelah itu Ayahku berkata, ”Joko apakah kamu sadar dengan apa yg telah
kamu ucap, Menjadi seorang Dalang bukanlah hal mudah kamu harus belajar mengenal
setiap tokoh Mengenal nama,peran dan harus mengingat semuanya,” “aku tahu Ayah, aku
akan belajar dengan Sunggguh-sungguh” “kamu tidak paham, bagaimana dengan
sekolahmu?,Ayah tidak ingin Nilaimu terganggu hanya karena ingin menjadi seorang
dalang paham!” Kakekku datang Menghampiriku dan berkata “Joko,apakah kamu ingin
meneruskan pekerjaan Kakek sebagai Seorang Dalang?, tanya Kakekku aku pun
menjawab “tentu saja Kakek,” “baiklah, persiapkan Dirimu” dengan tatapan yang penuh
dengan harapan.
Setelah itu aku sarapan dan bersiap untuk pergi kesekolah, aku belajar dengan
sungguh-sungguh Saat jam istirahat aku pergi keperpustakaan untuk mencari tahu
mengenai Wayang Kulit, aku Membaca buku-buku yang ada diperpustakaan dan akhirnya
menemukan salah satu buku yang Cocok aku pun meminjamnya untuk dibawa pulang,
setibanya aku dirumah aku dimarahi oleh Kakekku. Kakekku berkata ”kenapa kamu
pulang terlambat Joko, apa kamu mengurungkan Niatmu menjadi seorang Dalang?” aku
terkejut dan heran Kakekku yang biasanya baik dan Ramah kepadaku tiba-tiba menjadi
sangat tegas dan pemarah “sekarang kamu pergi mandi Dahulu Setelah itu baru kita mulai
latihannya,” ucap Kakekku.
Aku pun mulai berlatih gerakan yang tepat saat memegang Wayang, setelah itu
Kakekku Bercerita dan menyuruhku untuk memperhatikan dan mengingat baik-baik apa
yang Kakekku Ucapkan, sembari menyimak aku mempelajari symbol-simbol serta
mengigat nama dan peran Dari masing-masing Wayang, namun Kakekku berbicara sangat
cepat sehingga aku tidak mampu Mengingat beberapa nama Wayang. pada saat Kakekku
bertanya mengenai nama salah satu Wayang aku tidak mampu menjawabnya, Kakekku
pun membentakku dan akhirnya aku berlari kekamarku dan menutup pintu.
Pada saat itu aku hanya bias menangis dan berfikir kenapa Kakekku tiba-tiba
berubah drastis lalu Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dan ternyata itu Nenekku
“bolehkah Nenek masuk? Ada hal Yang ingin Nenek beritahu,” ucap Nenekku sambil
membuka pintu dengan perlahan. Sambil Menangis aku berkata “apa yang ingin Nenek
beritahu?” “sebenarnya Ayahmu juga diperlakukan Sama halnya dengan dirimu. Bahkan
Kakekmu tak segan-segan untuk memukul Ayahmu Mungkin karena hal itu Ayahmu
trauma dan tak ingin belajar tentang Wayang Kulit lagi, Nenek Mengerti pasti terasa sulit
di usiamu yang masih dini kamu sudah belajar Wayang Kulit Kakekmu hanya ingin agar
ada yang bisa mewariskan Wayang miliknya” ucap Neneku sambil Mengelus kepalaku.
Setelah mendengar itu aku pun mengusap air mataku sambil berkata “baiklah
Nenek aku akan Belajar Wayang Kulit dengan bersungguh-sungguh” aku pun beranjak
dari tempat tidur dan Kembali menghampiri Kakekku sambil berkata didalam hati “aku
akan berusaha semaksimal Mungkin, aku tidak tahu bisa atau tidaknya yang terpenting
aku sudah berusaha”. Setelah sampai Di ruang tamu Kakekku berkata “lebih baik
menyerah saja jika ingin berhenti sekaranglah Waktunya” tentu saja aku menolak tawaran
Kakekku setelah itu Kakekku berkata “jika kamu Masih ingin belajar Wayang Kulit
dengan Kakek, kamu harus bisa membawa lima puluh orang Untuk menonton
pertunjukan Kakek Minggu depan.
Tentu saja aku mengiyakannya tanpa pikir panjang setelah itu aku baru sadar “dari
mana aku bisa Mendapatkan lima puluh orang untuk menonton pertunjukan Wayang Kulit
Kakek, bahkan aku Saja belum bisa memainkan Wayang, Apakah ini akhirku? apakah
masih ada jalan keluar?” ucap Diriku di dalam hatiku. aku merasa frustasi lalu tiba-tiba
Ibuku datang dan berkata “setiap Masalah pasti ada solusinya, Allah tidak akan
memberikan cobaan jika kita tidak mampu” ucap Ibuku sambil tersenyum. Setelah
mendengar nasehat dari Ibuku aku pun pergi kekamarku dan Membaca buku tentang
Wayang Kulit yg aku pinjam tempo hari aku membaca tentang macam-Macam judul
cerita yang ada di Wayang Kulit salah satunya Mahabharata, Ramayana, cerita Panji, dan
cerita Menak, selebihnya adalah Lakon Carangan dan cerita lokal. masing-masing Cerita
memiliki makna yang berbeda-beda setelah membaca buku aku pun belajar pelajaran
Sekolah agar nilaiku tidak terganggu karena selalu belajar Wayang Kulit.
Keesokan harinya aku memiliki ide, aku meminta bantuan dari teman-temanku
mereka pun Bersedia membantu, akhirnya kami membagi tugas ada yang
menyebarkannya lewat internet, Ada juga yg membuat selembaran poster untuk ditempel-
tempel di tempat-tempat yang sering Dilalui banyak orang dan, ada juga yg
meletakkannya di mading sekolah. Akhirnya tugas kami Selesai dan tinggal menunggu
hasilnya.
Tepat pada hari H pada pukul empat sore aku dan teman-temanku membantu
merapikan kursi-Kursi dan menyapu di sekitar panggung Wayang milik Kakek, malam
hari pun tiba pada pukul Sembilan malam orang-orang mulai berdatangan dan aku beserta
teman-temanku mulai Menghitung jumlah orang yang datang dan mengutip uang tiket.
Kami awalnya tidak menyangka orang yang datang bahkan lebih dari seratus
orang tentu saja Semua keluargaku dan teman-temanku terkejut dan sangat bahagia,
“pertunjukan Wayang Kulit Milik Kakek sukses besar banyak orang yang datang dari
anak-anak sampai yang sudah tua pun Datang meramaikan penampilan Wayang Kulit
milik kakek.akhirnya aku bisa belajar Wayang Kulit milik Kakek lagi. Setelah acara
selesai aku dan teman-temanku dipanggil oleh Kakekku Kami pun pergi untuk
menghampiri Kakekku, setibanya di belakang panggung kami di beri uang Masing-
masing dua ratus ribu perorang.
“Kini aku mengerti betapa pentingnya warisan budaya kita warisan turun-temurun yang
harus Selalu dijaga dan diwariskan ke anak cucu kita Wayang Kulit bukan hanya sekedar
seni Pertunjukan melainkan warisan budaya kita yang tidak boleh hilang dari tanah air
kita karena Wayang Kulit adalah warisan budaya kita yg sangat berharga dan aku bangga
bisa mewariskan Wayang Kulit milik Kakekku.
0 Komentar