SERANGKAI PUSAKA DI PELAMINAN NUSANTARA - REVAN BAGUS ALFAREZI


SERANGKAI PUSAKA DI PELAMINAN NUSANTARA


REVAN BAGUS ALFAREZI

SMA NEGERI 1 RENGAT


Di pelupuk senja, aku meniti tapak warisan,

melukis aksara di atas anyaman pandan,

gendang bersahut, zapin bersila di pelataran,

sirih junjung harum, restu tetua bersamaan.


Di pangkal rantau, bolu berendam bersanding gelamai,

lepat bugis dan wajik jadi saksi zaman gemilang,

lempuk durian manis serupa rindu yang tak selesai,

dodol kedondong berselimut kasidah petang.


Aku anak Melayu,

tanjak di kepala, songket membalut pinggang,

cekak musang pelengkap pusaka nan satu,

kebaya labuh berseri di pelaminan petang


Gulai patin bersanding sambal hijau,

kue bangkit renyah berjejak di tepian sendang,

kembang goyang menari dalam talam berselimut gurauan,

kue sagu dan bolu kemojo serupa nostalgia yang tak hilang.


Wahai Nusantara,

pusaka bukan hanya tarian dan tenun sutra,

tapi juga aroma dapur yang menyapa,

cita rasa yang diwariskan dalam sepotong kue tua.


Aku menulis bukan sekadar puisi bersayap,

tapi pesan untuk anak cucu yang masih terlelap,

jangan biarkan budaya karam di zaman yang cepat,

rawatlah pusaka ini, lestari sampai kiamat.


selama tanjak masih tegak di kepala,

songket berkilau di pelaminan kelana,

cekak musang dan kebaya labuh tetap bertahta,

sirih junjung masih harum di talam pesta,

kue bangkit tetap renyah di hari raya,

Melayu Riau takkan pernah punah namanya

Posting Komentar

0 Komentar