Karya : Raissa Hoki Pratama
Dalam desa yang sunyi
Angin berhembus silih berganti
Rumah-rumah yang tak lagi layak dihuni
Namun hari akan silih berganti
Saraya sang surya pembawa kehangatan
Menyingsing kehangatan dalam rimbun hutan
Daun-daun kering yang berguguran
Berpadu hangat dalam rimbun hutan
Aku, aku orang biasa
Setinggi puncak Mahameru
Menjadi saksi perjuanganku
Untuk mencapai puncak tertinggimu
Seindah Pantai di laut timur
Membawa aku terus hidup makmur
Cukup seuntai tali pembelah lautan
Membawa aku ke dasar lautan
Sejernih air di harau Sumatra Barat
Membawaku terjun dalam hikayat rakyat
Cukup seuntai tali pembatas
Agar aku tak terjun melampaui batas
Aku, aku orang biasa
Nyaring kering suara lonceng sepeda
Mengiringi pagi orang-orang desa
Kota bukanlah tempat impian mereka
Tapi makmur merupakan tujuan nya
Ibu memasak dengan bara dan bahan seadanya
Menjamu pagi pemberi tenaga
Tak ada dalam sejarahnya Bintang lima
Yang ada makanan bergizi dan bertenaga
Sawah hijau terbentang luas
Biarkan aku berlari di antaranya
Angin sejuk membelai rambutku
Ingin aku berlama-lama diantaranya
Aku, aku orang biasa
Cerah sang surya di atas Merbabu
Membawa ku dalam suasana baru
Ingin aku terus memandangmu
Dalam kesunyian dan cinta yang menggebu-gebu
Takdir…. bukanlah aku yang membawamu
Bukan aku ataupun takdirku
Tapi ini hanya seni waktu
Sebelum aku berpisah darimu
Ramai tak lagi sunyi terdengar
Gerbong kereta panas nan melegar
Biarkan aku pergi
Mencari hidup yang lebih pasti
Aku, aku orang biasa
Pemandangan disekelilingku
Menghilangkan tanah berbalut aspal
Pohon-pohon tak lagi rimbun suaranya
Gedung tinggi melebihi cakrawala
Aku, aku orang biasa
Ingin aku untuk Kembali
Dalam suasana indah nan asri
Tapi aku akan tetap di sini
Hingga ajal menghampiriku nanti
Merah putih yang berkibar di ambarawa
Tanah air yang sejatinya tlah kaya
Cukup seuntai tali saja
Kan kubawa kau Kembali keawalnya
Namun aku, aku orang biasa
.png)
0 Komentar