Karya Mahasiswa PBSI pada Gerakan Literasi Mahasiswa 2021-2022
Kesulitan Berteman
Syahidah Azimi Salmin
Jambak
Perkenalkan namaku Sarah Amelia, sekarang aku sedang
melanjutkan studi di kampus ternama di Riau. Aku termasuk orang yang tertutup
atau biasa disebut Intovert, dan
sangat susah untuk berteman. Saat SD, aku sudah aktif dalam bidang seni tari
karena itu memang hobiku dan keluargaku, dan juga aku sempat mengikuti
olimpiade pelajaran IPA karena itu aku selalu pergi ke ruang guru dan menjadi
murid favorit oleh beberapa guruku saat itu. Disitulah bermula, aku merasa
dijauhi karena teman-teman seangkatanku ternyata banyak sekali yang tidak
menyukaiku.
Bahkan sampai ke kelas angkatan diatasku juga banyak
sekali yang tidak menyukaiku padahal sebagian besar aku saja tidak mengenal
seluruh kakak kelasku. Aku pernah bertanya kepada salah satu teman sekelasku
mengapa banyak yang tidak menyukaiku hingga kakak kelas juga. Ternyata, setiap
guru yang mengajar, mereka selalu di nasehati untuk bisa menjadi sepertiku yang
aktif di kelas dan juga saat diluar kelas apalagi untuk kakak kelas mereka
selalu dituntut oleh guru di kelas mereka untuk tidak genit dengan lawan jenis
dan harus bisa bercermin bagaimana aku menghadapi lawan jenis karena aku sangat
menjaga diri saat sedang banyak teman-teman lelaki ataupun abang kelas, aku
selalu menunduk agar saat mengobrol dengan lawan jenis jangan terlalu menatap
lama karena termasuk zina mata dan hal itu yang diajarkan oleh ayahku. Saat aku
mengetahui hal itu, aku sebenarnya kebingungan karena apa yang aku lakukan
bukankah hal yang biasa saja untuk ukuran anak SD ?.
Lalu, mengapa mereka marahnya padaku padahal jika
mereka merasa tidak nyaman bilang langsung kepada guru yang bersangkutan.
Mengapa harus aku yang menjadi tumbal kemarahan mereka. Sungguh, aku sangat
tidak suka dengan situasi ini. Karena aku sudah mengetahui hal yang tersebut,
akupun semakin pendiam dan mulai jarang
keluar dari kelas. Aku tidak ingin keluar kelas kecuali untuk ke kantin ataupun
ke toilet sebab aku tidak ingin mereka melihatku agar tidak timbul
pikiran-pikiran negatif saat mereka melihatku berkeliaran di sekolah. Akupun
hanya bisa menahan diri untuk tidak menonjol di luar kelas. Hingga tiba saat
memasuki SMP, aku ingin lebih aktif lagi karena aku sudah terlalu lama menahan
diri dan juga aku bersekolah di tempat ayahku mengajar. Tetapi aku tidak
menyangka karena pertemananku saat SMP sangat pilih-pilih. Aku awalnya biasa
saja setidaknya aku mempunyai beberapa teman yang dapat kuajak ke kantin,
mengerjakan tugas bersama, dan bercanda saling menjahili. Namun, saat aku
sedang ingin bercerita tentang keluh kesahku, tiba-tiba mereka menghindariku
seperti tidak ingin bersamaku disaat aku sedang kesulitan.
Aku sangat bingung saat itu, berpikir apakah aku
pernah berbuat kesalahan sehingga mereka menghindariku. Aku sangat sedih,
mengapa disaat aku membutuhkan dukungan mereka malah menghindariku padahal
selama ini disaat mereka sedang kesulitan dan sangat butuh dukungan, aku selalu
ada untuk mendengarkan curahan hati disaat mereka sedang kesulitan. Setelah
kejadian itu, akupun melewati masa-masa SMP dengan menjadi siswi yang tertutup.
Setiap waktu luangku semasa SMP, aku menghabiskan waktu selain belajar dan
mengerjakan tugas mencari hal-hal baru agar tidak bosan. Akupun merasa bahwa interaksiku
kepada orang banya mulai berkurang seperti saat aku ingin berbicara dengan
orang lain, aku menjawab dengan kaku karena kebingungan tiba-tiba ada yang
mengobrol denganku, jika aku ingin memulai percakapan, tetapi tidak tahu ingin
membahas apa.
Saat memasuki masa SMA, aku ingin mulai berinteraksi
lagi karena aku sudah jenuh dengan kehidupanku yang sangat tidak kusukai.
Akupun memulai dengan melihat situasi dan kondisi bagaimana aku harus mendekati
orang-orang yang menurutku dapat kuajak mengobrol ringan. Akhirnya selang
beberapa bulan aku mendapat 4 teman yang luar biasa sangat menyayangiku. Karena
aku terbiasa membawa bekal sejak SD, saat SMA aku juga membawa bekal dan
teman-temanku yang lain keesokannya juga ikut membawa bekal karena melihatku sering
makan sendirian saat istirahat mereka tidak suka melihatnya makanya mereka juga
menyiapkan bekal.
Aku sangat terharu mendengar alasannya, akhirnya
kami setiap hari memakan bekal bersama hingga para anak laki-laki dikelas kami
juga banyak yang ikut makan dengan kami walaupun makanan yang dibeli di kantin
ataupun ada beberapa juga yang ikut-ikutan membawa bekal. Saat bel yang
menandakan waktu istirahat sudah di mulai, para laki-laki dikelas langsung
menyiapkan meja-meja yang mereka susun sedemikian rupa agar kami dapat makan
bersama, dan jika sudah memasuki istirahat kedua, kami akan pergi ke masjid
sekolah bersama-sama karena kami membuat absen sholat Dzuhur. Alasan ketua
kelasku membuat absen tersebut agar kami walaupun menjadi kelas yang dipandang
buruk dimata guru dan kakak kelas, tetapi kami sangat dipandang baik oleh tuhan
agar kami bisa masuk surga sama-sama, begitulah kira-kira alasannya. Aku sangat
senang, ternyata aku mendapat teman kelas yang luar biasa bagiku kali ini
setidaknya aku tidak dikucilkan ataupun dibenci saat masa-masa kelamku.
Syahidah Azimi Salmin Jambak. Lahir di Batam, 07 Maret 2001. Anak ke-3 dari 6 bersaudara, Termasuk anak yang pendiam sebab banyak orang yang sering salah paham denganku karena tipikal mataku yang bulat dan terlihat sinis. Aku juga sulit untuk memulai percakapan dengan orang banyak. Aku lebih memilih dirumah ketimbang keluar rumah. Untuk mengatasi kebosanan dan kejenuhan saat dirumah, aku mulai menulis, membaca, dan bernyanyi, serta aku juga termasuk penyuka K-pop sejak SD.
Komentar
Posting Komentar