Karya Mahasiswa PBSI pada Gerakan Literasi Mahasiswa 2021-2022

 DUSTA

Dini Aulia Putri

 

Menurutku, setiap orang berhak bebas dari yang namanya “Bullying”. Seharusnya gak ada yang namanya penindasan, apalagi hanya karena fisik mu dibawah “standar” kecantikan yang selama ini orang-orang tanam dipikiran mereka.

Kenalin, namaku Aura Chava Cantika. Tapi aku gak secantik nama itu, yap aku sadar. Aku itu gemuk, pendek, kusam, jerawatan, dan culun. Dari kecil aku selalu dibully karena fisik ku yang kata mereka jelek. Tapi tenang, aku masih punya otak pinter yang selalu bisa ku andalkan untuk jadi peringkat satu tiap semester.

Pagi ini seperti biasa aku berangkat sekolah dengan motor matic kesayanganku. Sesampainya disekolah seperti biasa juga aku mendapat tatapan tidak suka dari orang-orang disepanjang perjalanan menuju kelas. Aku hanya menunduk hingga sampai dikelasku, aku langsung menuju kursi ku.

“nih, kerjain PR ku ya! Tulis yang rapi, awas aja kalo gak rapi!” ucap Anna sambil melempar buku kepadaku.

“ii..iyaa na” jawab ku pelan.

Anna itu salah satu dari sekian banyak orang yang membully ku disekolah. Setiap aku mencoba melawan ketika diganggu mereka malah tambah parah. Terakhir kali tas ku diisi sisa makanan basi dari kantin lalu dibuang ditempat sampah kelas. Dan mereka melakukan itu ketika aku lagi pergi kekamar mandi.

Dihidup ku selama ini cuma punya 2 teman yang beneran baik. Yang pertama namanya Rara, kami berteman dari SMP. Rara juga teman sebangku ku sekarang. Rara anaknya cantik, tinggi, bening banget pokoknya. Rara juga dari kalangan orang berada. Satu-satunya hal yang gak ku suka adalah Rara  selalu jadi tempat perbandingan terbesar ku dimata orang.

Yang satu lagi adalah tetangga sekaligus temen sejak TK ku, namanya Freya. Dia orang yang selalu peduli dan belain aku ketika aku diejek.

tingg…tingg…tingg… bell pulang berbunyi. Aku mulai membereskan buku-buku ku, saat aku membuka tas ku lagi-lagi aku menemukan banyak sampah. Aku hanya diam sambil membuang sampah itu. Kejadian seperti ini sudah biasa. Setelah itu aku bergegas pulang. Saat diparkiran aku melihat ban motor ku kempes, dan terdapat banyak paku disana. Aku sedih, tapi aku tak tau harus melakukan apa. Tak lama setelah itu Freya lewat dan menghampiriku.

“kenapa au?” Tanya freya.

“tidak apa-apa Frey. Ban ku hanya kempes.”

“oo, baiklah. Ayo aku bantu kamu, kita kebengkel disana aja. Sekalian ada yang ingin ku ceritakan.”

Kemudian kami pun kebengkel yang tidak terlalu jauh. Kami duduk menunggu motorku.

“mau cerita apa Frey?” Tanya ku.

“ini semua pasti ulah Anna lagi kan Au?” Tanya Freya balik.

“aku tidak tau Frey. Biarin aja, aku gapapa.” Ucap ku tersenyum.

“ada yang ingin ku beritahu Au.”

“apa Frey?”

“ada dalang dibalik sikap Anna ke kamu selama ini.”

“siapa?”

“besok kamu temuin aku dihalaman belakang.”

“baiklah.”

Setelah motorku selesai, aku langsung pulang dan tak lupa mengucap terimakasih ke Freya.

 

Keesokan harinya, saat jam istirahat aku menuju halaman belakang sesuai dengan yang Freya suruh kemarin. Disana aku melihat sudah ada Freya dan Anna. Aku langsung menghampiri mereka dan bertanya.

“ada apa Frey? Kenapa ada Anna?” ucapku terkejut

“aku mau Anna klarifikasiin ini” ucap Freya

“apaan sih? Sumpah gapenting!” ucap Anna

“jujur, siapa yang nyuruh ngebully Aura?!” ucap Freya

“apaansih!” ucap Anna

“jujur aja jujur!” tegas Freya

“baiklah, Rara dalang dibalik semua ini!” ucap Anna

“hah? Maksudnya? Anna, aku tau kamu gasuka sama aku, tapi tolong jangan bawa-bawa temen baikku!” ucapku

“aku bingung sama kamu Au, kamu sebenernya pinter atau bego sih? Haha” ucap Anna sambil tertawa remeh

“Frey, jangan percaya, aku yakin Rara cuma dijadiin kambing hitam” Ucapku

“mana buktinya Anna?” Tanya Freya

“Frey, ngapain sih nanya bukti? Masa kamu gapercaya sama temen sendiri” ucapku

“saat ini jangan melibatkan status pertemanan Au, kita harus pakai fakta dulu.” Ucap Freya

“Anna, aku minta buktinya.” Ucap Freya lagi

“ okey sebentar” jawab Anna

Kemudian Anna ngeluarin HPnya dan dia nunjukin semua percakapan Anna sama Rara. Freya memastikan kalau itu nomor Rara, ternyata benar. Percakapan Anna dan Rara 80% berisi soal aku, gimana cara ngebully aku.

Setelah itu aku langsung lari menuju kelas. Ternyata Rara sedang duduk dibangkunya.

“Aura, kamu kenapa kayak sedih gitu?” Tanya Rara sambil mengusap punggungku

“aku lagi sakit hati sama orang munafik yang aku kira temen baikku. Ternyata malah nusuk dari belakang.” Ucapku dengan sedikit emosi

“siapa?” Tanya Rara

“masih perlu aku kasih tau lagi? Gamau nyadar sendiri? Aku gapaham lagi sama kamu Ra! Kenapa tega banget sama aku? Tujuan kamu apa?” ucapku

“aku gangerti sama yang kamu omongin Au.” Ucap Rara

“masih gamau ngaku? Aku udah tau semuanya dari Anna!” ucapku

“Anna? Maksudnya apasih Au?” ucap Rara

“masih mau ngelak?” ucapku

“huft, padahal aku udah suruh Anna buat hapus chat kami.” Ucap Rara tersenyum sinis

“tega ya kamu Ra, aku salah apa?”

“salah kamu? Kamu tuh jelek, sadar diri kek!”

“terus kenapa kalau aku jelek?”

“kamu gak pantes dapat juara kelas atau perhatian orang. Harusnya yang cantik kayak aku yang pinter, bukan kamu!”

“tapi apa harus kamu suruh temen sekelas ngebully aku?”

“iya, biar aku puas liat kamu menderita!”

“kenapa kamu pura-pura baik ke aku?”

“supaya orang-orang ngira aku baik. Karna semenjak aku baikin kamu banyak yang muji aku, udah cantik, baik pula. Makasih ya haha!”

Aku sudah gak tahan, aku langsung ambil tas dan ingin izin pulang.

Setelah kejadian itu aku tidak masuk sekolah 2 hari. Aku benar-benar terpuruk karena tidak menyangka teman baikku ternyata seorang penghianat.

 

Sekarang aku sudah berada disekolah. Sepanjang perjalanan tidak ada lagi tatapan sinis, bahkan ada beberapa orang yang menyapa ku. Saat sampai dikelas aku tidak menemukan keberadaan Rara. Freya bilang selama aku tidak masuk, Rara habis dibully karna penghianatannya telah terbongkar. Rara memutuskan untuk pindah sekolah. Sekarang aku merasa sedikit lebih nyaman karna tak ada lagi bullyan, sudah ada yang ingin menjadi temanku. Aku sudah diperlakukan seperti teman-teman pada umumnya.


Profil Singkat


Dini Aulia Putri. Lahir di Payakumbuh, 04 Maret 2003. Dan merupakan mahasiswa Universitas Riau fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dengan jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

 


Posting Komentar

0 Komentar