Hanna Wu - SMP Global Andalan
Sebuah goresan hitam menari di atas putih
Kata demi kata terpatri
Diam tak bersuara namun menyimpan saksi
Menelusur kisah yang tak pernah mati
Sebuah coretan itu berseru
“Dari sabang sampai Merauke”, katanya
Dari ujung barat di mana matahari berangkat
Hingga timur yang menyapa dengan cahayanya yang hangat
Coretan itu menjelma menjadi gema
Mengikat kita dalam kesetiaan Bersama
Bertanah air satu di bawah langit nusantara
Tiap warna berbaur dalam sutra makna
Lirik dan irama menganyam sejarah
Ajaran lama bersenandung, memahat arah
Tiap warna menyatu bukan untuk berpisah
Sape bergetar tifa menggema
Melodi kecapi menyatu rasa
Mengiringi sumpah dalam satu jiwa meski tak sama
Satu bangsa di bawah panji Merdeka
Coretan itu terus melaju
Menanam Bahasa yang satu, Bahasa pemersatu
Bahasa Indonesia yang memandu jalan maju
Namun, sudikah kau pemudi?
Tahukah kau pemuda?
Sebuah coretan itu perlahan terkikis oleh yang datang
Mereka hadir tanpa disapa, meninggalkan nestapa di raga
Angin asing berbisik dalam Bahasa tanpa wajah
Mengubur Bahasa ibu yang kian abu-abu
Kini, coretan itu bak daun gugur di musim yang salah
Terlepas dari dahannya, terombang ambing dibawa angin menyapu jalanan
Kembalikan kami!
Kembalilah pemuda pemudi!
Di sini, Tanah air beta
1928 awal yang pantang mati
Sumpah yang abadi, melukis Nurani.
0 Komentar