Ekspresi Budaya dalam Sastra
Oleh: Risna Wulandari
Sastra adalah media yang menuangkan segala gagasan, emosi, pikiran, dan permasalahan yang dihadapi oleh sastrawan. Bisa berasal dari pengalaman nyata, atau sekadar imajinasi. Namun satu hal pasti: sastra bisa menjadi wadah untuk mengekspresikan budaya kita.
Dan di sinilah saya mengajak kalian melihat "tulisan tangan biasa" yang mengungkapkan perasaan saya tentang budaya Indonesia:
Indonesia, beragam bahasa.
Indonesia, beragam adatnya.
Indonesia, beragam sukunya.
Indonesia, beragam orangnya.
Indonesia, beragam fenomenanya.
Indonesia, beragam keindahannya.
Indonesia—beragam dengan budayanya.
Tarian Piring dari Sumatra Barat,
Tarian Saman dari Aceh,
Tarian Kecak dari Bali,
Rendang jadi ciri khas,
Garuda sebagai simbol,
Komodo sebagai daya tarik,
Batik sebagai seni,
Cenderawasih—bukti indahnya Indonesia.
Lantas, hai kalian!
Mencari apa di negeri orang?
Apalagi yang kurang dari Indonesia?
Bukankah banyak hal khas dan indah di sini,
yang bahkan negeri orang pun inginkan?
Jika jawabanmu karena Indonesia rusak,
Jika karena Indonesia darurat,
Jika karena Indonesia terpuruk—
PERBAIKI! PERBAIKI! PERBAIKI!
Mengeluh hanya mengeluh.
Disuap, ia menganga.
Ditepis, ia jatuh.
Dihardik, ia menangis.
Diberi kebenaran—kalian mengelak!
Inikah yang kalian katakan rusak?
Ini yang kalian sebut terpuruk?
Sadar kalian, hei anak muda!
Kita generasi mendatang.
Sudah saatnya menjadi era kita!
Era kita lestarikan Indonesia—
Adatnya, tariannya, bahasanya, budayanya, keindahannya.
Indonesia itu indah.
Indonesia itu luar biasa.
Kita hanya tidur sebentar,
Lalu kita bangun dan menumbuhkan
Indonesia Gemilang!
.png)
0 Komentar