Lara Nofianza
SMPN 9 Bengkalis
Kala Kata Menjaga Bangsa
Kala pelita menyala di ujung malam
lembar lontar berbisik pada angin
Tinta leluhur berpijar dalam kelam
mengalun pelan menembus zaman
Aku mengenal puisi bukan dari pelajaran
tapi dari hujan malam yang berdenting
Aku tahu puisi bukan dari ajaran
tapi dari luka yang mengendap dan mengguncang hening
Di balik kata, bangsa menyimpan wajah
tempat sejarah berdiri tanpa suara
Tak ada luka yang bisa disuarakan dengan gagah
namun puisi tahu cara menghidupkan rasa
Dalam diam, puisi berbicara lantang
melawan amnesia yang terus melaju
Ia tak berteriak namun tetap menyala terang
menjaga kisah dari waktu yang membeku
Aku menulis puisi bukan untuk disanjung
melainkan menyuarakan diam yang kubawa
Tak semua rasa bisa terang-terangan diusung
maka kutulis agar luka tak sempat membatu juga
Setiap bait adalah jalan pulang
ia tahu caraku kembali lewat kata
Dari puisi kutemukan tanah yang hilang
di jalan sunyi bernama bahasa
Bahasa ibu adalah bentuk keberanian
seperti embun yang jatuh tanpa suara
Tak tunduk pada keseragaman pikiran
menyimpan akar dalam tiap jeda
Bila bahasa dijaga seperti pusaka
tak akan padam jejak warisan
Puisi bukan sekadar tulisan dan suara
ia denyut dari nadi peradaban
0 Komentar