Anggi Naomi Manihuruk
SMP DARMA YUDHA
Telah Pudar
Saat malam yang sunyi
Di pesisir sungai siak
Tergeletak buku syair
Yang terkoyak-koyak
Ku dekati buku itu
Dan ku ambil secarik kertas
Yang terlihat mulus
Tak lama, hujan mengguyur bumi
Aku melesat cepat
Mencari tempat teduh.
Di tempat aku berada
Alunan syair terdengar
Ku cari asal suara
Tampak, sosok gadis
Menyair dengan hikmat
Namun, tersentak aku seketika
Memandang gadis itu
Di cacimaki, oleh orang-orang
Yang tidak mengerti seni
Yang tidak bisa menghargai
Yang tiada perasaan
Ku pandang gadis itu
Yang menangis, dan pergi jauh
Aku mengejar nya, hingga
Gadis itu berhenti di pinggir jembatan
SMP DARMA YUDHA
Aku memandangnya dari jauh
Seketika, mataku terbuka dengan lebar
Memandang gadis itu terjun dengan bebas
Aku memandang dengan tatapan kosong
Tempat terakhir kali dia berdiri
Langit yang menjadi saksi
Menangis semakin deras
Seakan langit juga murka
Petir petir menggelegar sangat kuat
Aku termenung dalam diam
Mengambil secarik kertas
Bagian dari buku syair yang ku temui
Saat ku baca, air mataku tak bisa ku bendung
Aku menangis dengan terisak-isak
Di dalam secarik kertas itu
Menceritakan tentang sang penulis
Yang karyanya dihina, di cacimaki
Hingga ia memutuskan pergi
Selama-lamanya. Terbebas dari kepahitan
0 Komentar