Kancil, Gajah, dan Pantun di Hutan Riau - Prima Zahwa Putri Idea


Kancil, Gajah, dan Pantun di Hutan Riau
oleh: Prima Zahwa Putri Idea

Dalam hutan Riau, hiduplah Kancil yang pintar dan Gajah yang bijak. Mereka berteman baik, tapi sering bermasalah sedikit. Suatu hari, hutan mulai sepi karena hewan-hewan sudah jarang berkumpul. Semua hewan sibuk dan lupa bahwa biasanya mereka selalu berpantun dan bercerita di bawah pohon besar.

Kancil berkata, “Gajah, hutan kita sekarang jadi sepi ya. Dulu setiap bulan bahasa, kita biasanya selalu
berbalas pantun. Tapi sekarang semuanya pada sibuk.” Gajah mengangguk pelan. “Kau betul, Kancil. Kalau bahasa kita hilang, gimana anak-anak di hutan ini tahu siapa diri mereka?” Kancil dan Gajah memiliki ide untuk mulai berpantun dan bercerita lagi dengan cara mengumpulkan semua hewan mulai dari Burung Serindit, Rusa, Harimau, hingga Ikan Patin dari sungai. 

Waktu semua sudah berkumpul Kancil mulai berpantun:
Jalan-jalan ke Sungai Siak,
singgah sebentar membeli ikan.
Kalau bahasa tidak dijaga,
hilanglah jati diri bangsa kemudian.
Burung Serindit senang, lalu Burung serindit berpantun juga.
Pergi ke hutan mencari rotan,
rotan dianyam jadi anyaman.
Kalau bahasa terus dijaga,
identitas bangsa akan bertahan.

Setelah itu, semua hewan ikut tertawa, bernyanyi, dan saling berpantun. Suasana hutan kembali gembira. Mulai saat itu, setiap Bulan Bahasa, hutan selalu meriah dengan suara pantun, gurindam, dan
cerita rakyat. Hewan-hewan sadar bahwa menjaga bahasa berarti menjaga pilar jiwa identitas mereka.

✨ Pesan dongeng:
Dengan berpantun, bercerita, dan melestarikan bahasa, kita ikut menjaga dan merawat warisan budaya agar tetap hidup dari generasi ke generasi. Bulan Bahasa menjadi pengingat bahwa identitas bangsa ada di dalam tutur kata dan budaya kita.

Posting Komentar

0 Komentar