Merajut Marwah di Benang Songket - Rashid Hakim (Mendongeng SLB)

 

Merajut Marwah di Benang Songket
oleh: Rashid Hakim

Sinopsis ini mengisahkan tentang Azam, seorang anak laki-laki generasi modern yang dunianya terpusat pada gawai dan budaya populer global. Akibatnya, ia tumbuh terasing dari budayanya sendiri, menganggap warisan leluhur seperti tenun Songket yang dibuat Neneknya sebagai sesuatu yang kuno dan tidak menarik. Keterasingan ini melambangkan lunturnya identitas di kalangan generasi muda.

Konflik batin ini mulai terurai ketika sang Nenek dengan bijaksana tidak memarahinya, melainkan mengajaknya untuk memahami filosofi di balik selembar kain Songket. Melalui  sehelai benang emas, Nenek menjelaskan bahwa Songket bukanlah sekadar kain, melainkan jalinan nasihat dan nilai-nilai luhur. Benang emas diperkenalkan sebagai simbol "Marwah" kehormatan, harga diri, dan jati diri bangsa yang harus dirajut dengan sabar dan tidak boleh putus.

Pencerahan ini mengubah pandangan Azam secara fundamental. Ia tidak lagi memandang Songket sebagai benda usang, melainkan sebagai sebuah "peta" identitas dirinya. Azam mulai meluangkan waktu untuk duduk di sisi Neneknya, bukan untuk ikut menenun, tetapi untuk menyerap setiap cerita dan makna yang terkandung dalam warisan tersebut, menemukan kembali koneksinya dengan akarnya.

Kisah "Merajut Marwah di Benang Songket" adalah sebuah alegori tentang pentingnya menjaga koneksi dengan akar budaya di tengah arus modernisasi. Cerita ini menyampaikan pesan moral bahwa warisan nusantara adalah benang emas yang merajut jiwa dan identitas bangsa. Menjaganya adalah tugas mulia setiap generasi untuk memastikan Marwah bangsa tetap utuh dan berkilau.

Posting Komentar

0 Komentar