SMP NEGERI 2 MANDAU
RIAU, TANAH TEMPAT ADAT BERNAFAS
OLEH: TIA IMELDA
Di bumi Melayu Riau,
Angin bertitah dengan Bahasa lembut,
Pohon kelapa seakan berzikir,
Setiap jalan memancarkan bau sejarah.
Tanah ini, Tempat marwah bersemayam,
Tempat budi berakar dalam,
Tempat adat dijunjung tinggi,
Bukan karena titah yang turun dari ayah,
Tapi karena kasih yang hidup dalam jiwa.
Kompang berdentum bagai nadi zaman,
Zapin berputar seperti rembulan di atas air.
Lembut langkahnya, sarat akan makna,
Geraknya tafsir syukur, diiringi doa yang menari perlahan.
Di zamin ini, Raja Alih Haji menulis Pesan
”Barang siapa mengenal dirinya,
Maka dikenal Tuhannya.”
Kata itu bukan sekadar syair,
Tapi menegakkan batang arah,
Tentang asal dan tujuan,
Bahwa hidup tanpa budi adalah tubuh tanpa nafas.
Dan lihatlah kini,
Anak muda bersampin di pentas kota,
Suara pantun menggema lewat layar kaca,
Di kafe, di festival, di ruang-ruang maya.
SMP NEGERI 2 MANDAU
Adat tak rebah, ia hanya berganti rupa,
Menjelma dalam karya, dalam bicara, dalam cara.
Selendang Melayu masih terpantri di bahu pertiwi,
Tanjak tegak di kepala yang mencintai akar,
Dan setiap langkah zapin yang berputar hari ini
Adalah bukti: warisan tak pernah tua,
Ia tumbuh, seperti pohon di tepi sungai,
Menyerap arus, tapi tak pernah hanyut.
Riau bukan kenangan, tapi paru-paru melayu,
Tanah tempat adat bernafas.
.png)
0 Komentar