Janji Seorang Anak Untuk Orang Tua
Mhd.Berly
Setiap
orang memiliki presepsi nya sendiri mengenai keluarga bahagia, begitu juga
dengan aku. Aku memiliki konsep sederhana mengenai keluarga bahagia, bagi ku
keluarga bahagia adalah sebuah keluarga kecil sedehana yang bertabur kasih
sayang. Presepsi ku tidak salah, namun juga tidak seutuhnya benar.Aku tinggal
bersama sebuah keluarga kecil yang bahagia. Yang terdiri dari Ayah, Ibu dan
Adik ku dan tentunya aku. Ayah bekerja sebagai security di sebuah sekolah tepat
nya didepan rumah ku yang hampir setiap hari nyamendapatkn pahala karena telah
menjaga dan merawat sekolah dengan baik.
Gaji
Ayah sudah cukup membantu kehidupan kamu bertiga, namun ibu ku juga bekerja
sebagai Guru bahasa Indonesia disekolah yang sama tempat ayah ku bekerja,karena
kebutuhan yang semakin banyak sedangkan aku sibuk menikmati usia ku dengan
kuliah ku, aku berkuliah di Universitas Riau Jurusan Pendidikan Bahasa
Indonesia sesuai dengan jurusan ibuku yang lumayan jauh dari rumah sehingga aku
pergi merantau untuk mencapai cita cita ku.
Begitu
besar pengorbanan Ibu untuk anaknya. Jiwa raga dipertaruhkan, mulai dari anak itu masih berupa janin hingga menyerupai
manusia dalam kandungan. Betapa sengsaranya seorang Ibu selama Sembilan bulan
lamanya terbebani sosok yang menyerupai manusia dirahimnya. Namun, keiklasan
yang dimiliki Ibu mampu mengubah beban yang begitu berat menjadi seringan
kapas. PKK
Seorang
ibu tak pernah mengeluh dan tak pernah merasa nyenyak disetiap posisi tidurnya.
Terpenting dalam diri seorang Ibu adalah, bagaimana anak yang dikandungnya
merasa senyaman mungkin. Subhanallah, entah seberapa kekuatan seorang Ibu
ketika dianugrahi anak yang dikandung.
Setiap
hari saat, dalam hati maupun mulut seorang ibu tak pernah lepas mendoakan
sibuah hatinya agar jada anak sholeh atau sholehah. Doa, doa, doa, dan terus
berdoa tak pernah lepas terucap oleh ibu, sangat beruntung anak yang mempunyai
Ibu yang selalu mendoakannya.
Ketika
anak ingin berpindah ke dunia baru, yakni dari dunia rahim ke dunia nyata
seorang ibu merasakan sakit yang luar biasa saat melahirkan. Hanya hidup dan
mati yang jadi pilihan terakhirnya.
Ketika anak berhasil keluar “oek oek oek…! Kebahagiaan tak terhingga. Bagi
seorang ibu mendengar suara pertama anaknya. Letih, lesu, senyum, bahagia, dan
tangis melebur disatu raut muka seorang ibu saat melihat anaknya lahir sehat.
Tak
selesai sampai disitu, seorang ibu masih memiliki tanggungan untuk membesarkan
sibuah hatinya. Seorang ibu masih sibuk mengurusi masa-masa bayi anaknya.
Ibu
harus menyusui ketika anak sedang lapar dan haus. Ibu harus menimang ketika
anak sedang menangis. Dan ibu selalu menjadi penghibur setia anaknya setiap
saat. Begitu besar kasih saying seorang ibu kepada anaknya.
Ketika
anaknya sudah mulai besar dan mulai bisa bicara, sudah dipastikan kebutuhan
semakin tambah banyak. Tiada lain hanya seorang ibulah yang akan menanggung itu
semua. Hal terpenting bagi seorang ibu adlah bagaimana kebutuhan anak bisa
tercukupi dengan baik.
“Bu,
ibu, aku lapar! Ibu dimana?” Dengan nada teriak manja.
“iya,
nak… ! sebentar…! Ibu lagi nyuci piring”
“Cepatlah,
Bu… ! lapar nih.”
Sesibuk
apapun seorang ibu rela meninggalkan hanya untuk anaknya, tonggak utama
kehiddupan seorang ibu tiada lain adalah anaknya. Karena segala kehidupan ibu
direlakan untuk anaknya, senakal apapun anak, ibu selalu sabar, ikhlas, dan
tersenyum menghadapinya.
Ketika
mulai masuk SD, Kebutuhan anak lebih banyak dari sebelumnya, seragam sekolah,
buku, sepatu, tas, dan sebagainya harus disiapkan oleh ibu. Meskipun ibu tidak
memiliki cukup uang untuk membeli itu semua, ibu tetap mengusahakan agar semua
peralatan sekolah anaknya terlengkapi.
Seorang
ibu rela hutang kesana kemari, menjual peralatan berharganya, bekerja apapun
asal mendapat, uang semata-mata hanya untuk anaknya. Meskipun banyak fikiran,
badan terasa sakit, namun seorang ibu tetap menjaga senyum manis didepan
anaknya.
Ibu memang sayang dengan ku. Apapun yang ku
inginkan selalu dituruti oleh ibu, walau pun kadang-kadang ibu sedikit cerewet,
tapi hanya dengan sedikit air mata kucing semua keinginan ku pasti akan
dikabulkan.
Aku
adalah anak yang manja dan selalu mengandalkan orang-orang di sekelilingku. Aku
sangat menyayangi ibu dan bapakku. Mereka selalu memberikan yang terbaik dan
paling baik untuk ku. Sekilas aku mengingat betapa indahnya masa kecilku dulu
dikala aku sakit, dikala aku bahagia, maupun aku sedih. Merekalah yang selalu
ada di sampingku dan selalu menyemangatiku untuk bangkit. Pelukan dari
merekalah yang membuatku tenang.
Mereka
mengajarkanku arti sebuah kehidupan, kesabaran, keikhlasan, rasa bersyukur dan
perjuangan hidup. Sudah berapa keringat dan tetesan air mata yang mereka
keluarkan untuk ku. Besar atau kecilnya kesalahanku padanya mereka selalu
memaafkanku dan menasehatiku dengan tutur kata yang lembut dan penuh kasih
sayang. Senyuman dan dorongan dari merekalah yang membuatku semangat untuk
menuju masa depanku. Kini aku mulai beranjak dewasa dan berusaha ingin merubah
segala kebiasaan-kebiasaan buruk diriku
Aku mulai belajar dan berjanji pada diriku
sendiri:
“aku bukan anak kecil lagi yang selalu
bergantung kepada orang lain”
“aku bukan anak manja yang selalu mengadu dan
mengeluh pada ibu dan bapakku”
“aku akan berjuang dan berusaha sendiri”
“aku tidak boleh menyerah dalam keadaan apapun”
dan “aku akan buktikan suatu saat nanti bahwa aku bisa”
Itu
janjiku pada diriku yang hingga sekarang aku sedang jalani. Walau sulit sekali
untuk aku kerjakan dan banyak sekali tikungan tajam yang menghampiriku dan
menghancurkan semangatku untuk jadi yang lebih baik, tetapi aku memiliki tuhan
yang selalu bersamaku dan menjagaku dikala umatnya yang ingin berubah dan
menjadi yang lebih baik lagi.
Dikala
aku mengeluh, dan menangis dan dalam hati berbicara “apakah aku bisa?” namun
aku buka lagi janji-janji ku yang memang sengaja aku tulis di buku yang aku
tulis sendiri untuk motivasiku, kemudian semangat itu muncul lagi dan makin
termotivasi untuk bangkit
Mungkin
sekarang aku belum bisa memberi kebahagiaan sepenuhnya untuk kedua orangtuaku
namun aku mempunyai sekilas doa sederhana yang setiap hari bahkan setiap detik
aku ucapkan dalam shalatku atau pun dalam kesendirianku
Ya allahhh…
“beri aku kesempatan tuhan untuk menjadi yang
lebih baik lagi”
“beri aku kesempatan untuk membuktikan pada
diriku sendiri bahwa aku bisa”
“beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan
ibu dan bapakku” dan “beri aku keteguhan iman dalam menjalani kehidupan yang
tidak selalu mulus”
Aminnn…
“aku sayang dan cinta ibu dan bapakku dan aku
akan membahagiakan mereka”
Oh
tuhan, Bukankah aku sudah berikrar pada
diriku sendiri untuk tetap menjaga janji itu. Tetap memegangnya erat walau
apapun yang terjadi meski harus menghadapi rintangan sebesar apa pun itu.
Selagi doa orang tuaku masih terucap dari mulut nya dandidengar kan oleh Tuhan
ku aku yakin sukses perlahan akan menghampiri ku
Dan
sekarang lihatlah, Bu. Kini aku sedang
membuktikanya padamu. Kelak esok Sudah tak ada lagi yang akan menuntutku
aneh-aneh. Seluruh bulananku kedepan akan kufokuskan untuk orang tua ku
Mengingat mas lukman yang hanyalah mampu sedikit membantuku. Aku akan tetap
terus sekuat tenaga menyelesaikan semua ini, semua yang seperti ibu janjikan
dulu kepada -mereka-mereka, secepatnya masalah ibu pasti akan kuselesaikan.
Demi Kebahagiaan orang tua ku yang telah berjuang demi anaknya dan juga Juga
demi janjiku padamu.
0 Komentar