Circle Pertemanan Kuliah
Diah
Hananda Lumbanraja
Sejak
wabah virus melanda dan Negara menetapkan situasi pandemic, pembatasan kegiatan
rakyat diberlakukan. Swalayan dan tempat-tempat usaha dibatasi jam operasinya,
termasuk para mahasiswa yang harus belajar dan menerima bimbingan melalui
system online.
Tidak
ada mandi pagi, on zoom hanya terlihat dari kepala hingga batas perut, bangun
tidur bisa langsung pakai seragam dan setor absen keseharian. Hari pertama
semua mata tertuju pelajaran yang diikuti, semua tugas diserahkan. Hari
berikutnya semua materi rampung molor dipelajari sampai sore. Lanjut hari
ketiga, mulai ada alasan untuk menunda pelajaran, sibuk scroll tiktok, dan
berpikir nanti aja ngerjain tugasnya, nyantai, atau ngk langsung dikumpulkan
juga.Berlanjut terus sampai tugas menumpuk, menggunung dan menjadi beban
pikiran.
Dalam
kisah ini ada lima orang bersahabat yang berbeda beda asalnya dan bertemu di
sebuah kota yang indah, bersih, nyaman dan dijuluki sebagai kota pelajar yaitu
“Yogyakarta”. Kelima orang tersebu adalah ALDI, ORY PRANATA, JUNI KURNIAWAN,
FADIL ISKANDAR DAN ADITYA DARUSALAM. Dimana dalam keseharian mereka sering
sekali bersama di suatu tempat yang di kenal anak-anak Jogja sebagai tempat
nongkrong tanggal tua yaitu burjo. Kami tidak canggung untuk mengeluarkan
uneg-uneg kami masing-masing di saat berkumpul bersama dan saling sharing
pengalaman masing-masing.
Mereka
semua memiliki sifat masing-masing yang unik. Aldi berasal dari Cirebon
memiliki sifat yang unik, sering membuat suasana sepi menjadi rame, kalau
berbicara asal ceplas-ceplos tapi masih d batas kewajaran, Ory pranata, pemuda
asal PekanBaru yang sudah lebih dulu tinggal di yogyakarta di banding ke empat
temannya memiliki sifat yang cool, kalo ngomong selalu bikin pedas telinga
dengan kata-katanya yang kadang menusuk ke hati tetapi kadang kata-katanya
membuat kita sadar akan kelakuan kita masing-masing. Fadil iskandar, pemuda
yang asalnya dari PekanBaru juga yang bisa di bilang paling senior di antara
yang lainnya memiliki sifat yang kadang membuat kita geli, sering menjadi
inspirasi dan sangat aktif dalam berbagai kesempatan yang dia ikutin. Juni
kurniawan, berasal dari salah satu kota kecil d Kalimantan Timur yaitu
sangatta, memiliki sifat yang humoris, sering membantu teman dan bisa di bilang
paling muda di antara yang lainnya. Aditya darussalam, pemuda asal Tembilahan
yang selalu memiliki bahan cerita yang tidak ada habisnya dan kadang membuat
bosan mendengar ceritanya, kadang ada ceritanya yang menginspirasi dan banyak
ceritanya yg membosankan, hahaha. Meskipun berasal dan memiliki sifat yang
berbeda-beda banyak kejadian unik yang mereka alami bersama-sama selama dua
semester ini di kampus maupun di luar kampus.
September
2012 mereka berlima menjalani aktifitas untuk pertama kalinya yaitu kuliah
perdana Universitas Islam Indonesia. Sebelum berjalan ke kampus hal yang ada di
benak merekapun ialah pasti akan bertemu banyak cewe-cewe cantik sesama
mahasiswa baru yang membuat mereka semangat untuk datang meskipun harus sudah
ada di kampus tepat jam 7 dan melalui suhu yang relatif dingin karena kampus
tersebut terletak dekat dengan gunung merapi. Merekapun terpesona akan
keindahan yang terdapat di Universitas Islam Indonesia yang memiliki
bangunan-bangunan yang megah dan pemandangan yang indah serta tentunya
cewe-cewe yang enak di pandang meskipun dalam keadaan ngantuk.
Semua
mereka lalui sampe empat hari berturut-turut tetapi mereka belum bertemu satu
sama lain. Setelah semua rangkaian acara yang mereka ikutin sebagai syarat yang
dilakukan mahasiswa barupun mereka akhirnya untuk pertama kalinya bertemu di
kelas yang sama pada jurusan Ilmu komunikasi UII. Pada awal-awal masuk kelas
pasti ada yang namanya perkenalan di depan kelas. Paling pertama dimulai dari
Fadil Iskandar. Banyak yang terkejut karena mereka pikir dia dari angkatan atas
tetapi sekalinya juga sama-sama maba. Fadil menjadi sosok yang paling di
hormati di kelas. Kemudian maju untuk memperkenalkan diri di depan kelas adalah
Juni kurniawan. Tampak terlihat dia masih kurang pede untuk berbicara di depan
kelas dan banyak yang tidak tau dia berasal dari mana karena sebelumnya belum
pernah dengar tempat asalnya itu berada. Kemudian dilanjutkan oleh Aldi. Dia
sangat pede dan tidak kelihatan canggung pada saat memperkenalkan diri bahkan
banyak yang ketawa akan logat yang iya gunakan. Kemudian dilanjutkan Ory pranata.
Pertama yang ada di benak teman-temannya bahwa Ory ini memiliki sifat yang
cukup angkuh karena terlihat dari wajahnya tetapi seketika semua berubah ketika
dia mulai memperkenalkan diri. Lanjut yang paling terakhir adalah Aditya
darussalam. Tampak seperti biasa-biasa saja saat ia memperkenalkan diri.
Hari
demi hari mereka lalui dan hubungan mereka berlima pun semakin akrab ketika
diadakannya turnamen futsal antar angkatan. Ketika pertama kali berkumpul
merekapun saling berbagi pengalaman dan bercanda gurau bersama layaknya sudah
kenal lama, padahal baru-baru saja berkumpul bersama. Tiba saatnya tim mereka
bermain, dari mereka bertiga pun hanya tiga orang yang mengikuti turnamen.
Yaitu Juni, Ory, Adit. Dalam pertandingan itu Aldi dan Fadil pun menyemangati teman-temannya
yang bertanding futsal.
Tampak
terlihat ada satu insiden dimana Ory berselisih dengan pemain lawan, terlihat
Ory pun adu mulut dengan musuhnya. Juni yang melihat insiden tersebut pertama
hanya diam saja karena sudah hal biasa dalam pertandingan itu terjadi, tetapi
sontak dia menjadi emosi ketika melihat temannya itu akan di pukul. Tanpa basa
basi Juni pun langsung mendatangi temannya dan ikut melawan musuhnya yang juga
seniornya itu. Keadaan pun semakin rusuh di Gor tempat berlangsungnya turnamen
itu. Juni pun berkata “Kami memang masih junior di antara kalian semua tetapi
hargai kami karena kami kesini bukan untuk cari ribut” berkata kepada seniornya
itu. Kemudian senior itu pun terdiam dan memilih untuk keluar. Begitupun dengan
Juni dia keluar dengan perasaan emosi berat karena kejadian itu. Semua yang
berbicara pada diapun di acuhkannya kecuali Fadil. Fadil yang menonton dari
atas pun berusaha menenangkan juni “Sudah jun nanti kita cari di luar itu orang
(ngomong sambill tertawa)” jun pun ikut tertawa mendengar kata-kata Fadil dan
menjawabnya dengan “Bukannya apa bang kalo kita cari di luar hancur juga kita
dibikin sama senior itu” Fadil pun
tertawa mendengarnya dan membalas “Ah, jangan macam tak ada kawan tenang aja
(sambil tertawa)” sontak suasana yang panas itupun seketika hilang ketika
mereka bercanda gurau.
Setelah
kejadian itupun mereka mulai mengetahui sifat satu sama lain dan mulai
mempelajari untuk mengimbanginya dengan sifat masing-masing agar tidak terjadi
kesalah pahaman. Ke esokan harinya merekapun memulai aktifitas perkuliahan.
Tampak terlihat mereka datang masih sendiri-sendiri. Banyak kejadian mereka
alami sehingga mereka berlima pun menjadi sebuah perkumpulan baru di kampus
yang selalu bersama saat kuliah maupun tidak. Fadil sangat aktif di kampus
sedangkan yang lainnya tidak maka Aldi, juni, ory, adit pun sering berkumpul
tanpa Fadil. Di burjo merekapun merasa farid agak jauh sekarang sudah jarang
lagi berkumpul “Ah bang fadil ini sibuk betul sombong dia sekarang” kata adit.
“iya cukup tau saja lah” juni menjawab. Sontak ory pun berkata “ah memang bang
Fadil Main tunggal dia sekarang”. Dari situlah mulai kata-kata MAIN TUNGGAL
digunakan untuk menyindir satu sama lain. Tidak lama kemudian Fadil pun datang
“Assalamualaikum” yang lain pun menjawab kecuali ory “Walaikumsallam bang
Fadil”. Lalu ory pun melanjutkan “Ah, main tunggal ya sekarang” Fadil pun heran
apa maksud dari perkataan itu lalu Juni dan aditpun jg ikut-ikutan berbicara
“ah macam kau tak tau aja wak sudahlah cukup tau saja (Sambil tertawa)” Fadil
pun semakin bingung di buatnya. Lalu Aldi pun menjelaskan “Wah, main tunggal ya
sekarang bang kami gak di ajak-ajak lagi” Fadil pun tertawa “hahaha bukan
begitu kawan” setelah kejadian itupun tampak mereka sering mengucapkan kata-kata
main tunggal ketika terlihat sibuk sendiri ataupun jalan entah kemana tanpa ada
kabar satupun.
Hari
demi hari mereka lalui tanpa terasa hampir dua semester berlalu. Di suatu
ketika Juni yang kebetulan satu kost sama bang Fadil curhat kepadanya “Bang ini
siapa yang ada d kontak BB abang, cantik kali kulihat” Fadil pun melihat dan
menjawab “Kenapa? Kau suka kalo iya ambil lah” juni pun tertawa dan berkata “Ah
tidak bang bercanda saja ada cowonya juga itu” Fadil pun tertawa dan dia heran
kepada juni karena sudah putus asa duluan tanpa mencoba “ah, kau nih apa gaya…
belum saja di coba sudah ngomong begitu” tak lama kemudian datanglah Aldi
“Assalammuaikum bang … cieee main tunggal ya sekarang cukup tau saja” Juni dan
Fadil pun heran dengan Aldi “Main tunggal apa ini kami berdua berarti main
ganda kn” kata banga Fadil Aldi pun menjawab “hahahaha bercanda bang woles lah”
tak lama datang pun Ory dan Aditya “Oh… begitu sekarang ya main tunggal” Fadil
dan Juni pun semakin heran kok semua datang-datang bilang main tunggal padahal
sebelumnya berdua dengan Juni. “Sakit kalian ya” kata Fadil sambil tertawa
“iya, apa gaya kalian ini datang-datang gak jelas” kata juni. Merekapun semua
tertawa dan mereka berkumpul bersama lagi setelah jarang ngumpul karena
disibukkan oleh tugas dan urusan masing-masing.
0 Komentar