Karya Mahasiswa PBSI pada Gerakan Literasi Mahasiswa 2021-2022

 Circle Pertemanan Kuliah

Diah Hananda Lumbanraja

 

Sejak wabah virus melanda dan Negara menetapkan situasi pandemic, pembatasan kegiatan rakyat diberlakukan. Swalayan dan tempat-tempat usaha dibatasi jam operasinya, termasuk para mahasiswa yang harus belajar dan menerima bimbingan melalui system online.

Tidak ada mandi pagi, on zoom hanya terlihat dari kepala hingga batas perut, bangun tidur bisa langsung pakai seragam dan setor absen keseharian. Hari pertama semua mata tertuju pelajaran yang diikuti, semua tugas diserahkan. Hari berikutnya semua materi rampung molor dipelajari sampai sore. Lanjut hari ketiga, mulai ada alasan untuk menunda pelajaran, sibuk scroll tiktok, dan berpikir nanti aja ngerjain tugasnya, nyantai, atau ngk langsung dikumpulkan juga.Berlanjut terus sampai tugas menumpuk, menggunung dan menjadi beban pikiran.

Dalam kisah ini ada lima orang bersahabat yang berbeda beda asalnya dan bertemu di sebuah kota yang indah, bersih, nyaman dan dijuluki sebagai kota pelajar yaitu “Yogyakarta”. Kelima orang tersebu adalah ALDI, ORY PRANATA, JUNI KURNIAWAN, FADIL ISKANDAR DAN ADITYA DARUSALAM. Dimana dalam keseharian mereka sering sekali bersama di suatu tempat yang di kenal anak-anak Jogja sebagai tempat nongkrong tanggal tua yaitu burjo. Kami tidak canggung untuk mengeluarkan uneg-uneg kami masing-masing di saat berkumpul bersama dan saling sharing pengalaman masing-masing.

Mereka semua memiliki sifat masing-masing yang unik. Aldi berasal dari Cirebon memiliki sifat yang unik, sering membuat suasana sepi menjadi rame, kalau berbicara asal ceplas-ceplos tapi masih d batas kewajaran, Ory pranata, pemuda asal PekanBaru yang sudah lebih dulu tinggal di yogyakarta di banding ke empat temannya memiliki sifat yang cool, kalo ngomong selalu bikin pedas telinga dengan kata-katanya yang kadang menusuk ke hati tetapi kadang kata-katanya membuat kita sadar akan kelakuan kita masing-masing. Fadil iskandar, pemuda yang asalnya dari PekanBaru juga yang bisa di bilang paling senior di antara yang lainnya memiliki sifat yang kadang membuat kita geli, sering menjadi inspirasi dan sangat aktif dalam berbagai kesempatan yang dia ikutin. Juni kurniawan, berasal dari salah satu kota kecil d Kalimantan Timur yaitu sangatta, memiliki sifat yang humoris, sering membantu teman dan bisa di bilang paling muda di antara yang lainnya. Aditya darussalam, pemuda asal Tembilahan yang selalu memiliki bahan cerita yang tidak ada habisnya dan kadang membuat bosan mendengar ceritanya, kadang ada ceritanya yang menginspirasi dan banyak ceritanya yg membosankan, hahaha. Meskipun berasal dan memiliki sifat yang berbeda-beda banyak kejadian unik yang mereka alami bersama-sama selama dua semester ini di kampus maupun di luar kampus.

September 2012 mereka berlima menjalani aktifitas untuk pertama kalinya yaitu kuliah perdana Universitas Islam Indonesia. Sebelum berjalan ke kampus hal yang ada di benak merekapun ialah pasti akan bertemu banyak cewe-cewe cantik sesama mahasiswa baru yang membuat mereka semangat untuk datang meskipun harus sudah ada di kampus tepat jam 7 dan melalui suhu yang relatif dingin karena kampus tersebut terletak dekat dengan gunung merapi. Merekapun terpesona akan keindahan yang terdapat di Universitas Islam Indonesia yang memiliki bangunan-bangunan yang megah dan pemandangan yang indah serta tentunya cewe-cewe yang enak di pandang meskipun dalam keadaan ngantuk.

Semua mereka lalui sampe empat hari berturut-turut tetapi mereka belum bertemu satu sama lain. Setelah semua rangkaian acara yang mereka ikutin sebagai syarat yang dilakukan mahasiswa barupun mereka akhirnya untuk pertama kalinya bertemu di kelas yang sama pada jurusan Ilmu komunikasi UII. Pada awal-awal masuk kelas pasti ada yang namanya perkenalan di depan kelas. Paling pertama dimulai dari Fadil Iskandar. Banyak yang terkejut karena mereka pikir dia dari angkatan atas tetapi sekalinya juga sama-sama maba. Fadil menjadi sosok yang paling di hormati di kelas. Kemudian maju untuk memperkenalkan diri di depan kelas adalah Juni kurniawan. Tampak terlihat dia masih kurang pede untuk berbicara di depan kelas dan banyak yang tidak tau dia berasal dari mana karena sebelumnya belum pernah dengar tempat asalnya itu berada. Kemudian dilanjutkan oleh Aldi. Dia sangat pede dan tidak kelihatan canggung pada saat memperkenalkan diri bahkan banyak yang ketawa akan logat yang iya gunakan. Kemudian dilanjutkan Ory pranata. Pertama yang ada di benak teman-temannya bahwa Ory ini memiliki sifat yang cukup angkuh karena terlihat dari wajahnya tetapi seketika semua berubah ketika dia mulai memperkenalkan diri. Lanjut yang paling terakhir adalah Aditya darussalam. Tampak seperti biasa-biasa saja saat ia memperkenalkan diri.

Hari demi hari mereka lalui dan hubungan mereka berlima pun semakin akrab ketika diadakannya turnamen futsal antar angkatan. Ketika pertama kali berkumpul merekapun saling berbagi pengalaman dan bercanda gurau bersama layaknya sudah kenal lama, padahal baru-baru saja berkumpul bersama. Tiba saatnya tim mereka bermain, dari mereka bertiga pun hanya tiga orang yang mengikuti turnamen. Yaitu Juni, Ory, Adit. Dalam pertandingan itu Aldi dan Fadil pun menyemangati teman-temannya yang bertanding futsal.

Tampak terlihat ada satu insiden dimana Ory berselisih dengan pemain lawan, terlihat Ory pun adu mulut dengan musuhnya. Juni yang melihat insiden tersebut pertama hanya diam saja karena sudah hal biasa dalam pertandingan itu terjadi, tetapi sontak dia menjadi emosi ketika melihat temannya itu akan di pukul. Tanpa basa basi Juni pun langsung mendatangi temannya dan ikut melawan musuhnya yang juga seniornya itu. Keadaan pun semakin rusuh di Gor tempat berlangsungnya turnamen itu. Juni pun berkata “Kami memang masih junior di antara kalian semua tetapi hargai kami karena kami kesini bukan untuk cari ribut” berkata kepada seniornya itu. Kemudian senior itu pun terdiam dan memilih untuk keluar. Begitupun dengan Juni dia keluar dengan perasaan emosi berat karena kejadian itu. Semua yang berbicara pada diapun di acuhkannya kecuali Fadil. Fadil yang menonton dari atas pun berusaha menenangkan juni “Sudah jun nanti kita cari di luar itu orang (ngomong sambill tertawa)” jun pun ikut tertawa mendengar kata-kata Fadil dan menjawabnya dengan “Bukannya apa bang kalo kita cari di luar hancur juga kita dibikin sama senior itu” Fadil  pun tertawa mendengarnya dan membalas “Ah, jangan macam tak ada kawan tenang aja (sambil tertawa)” sontak suasana yang panas itupun seketika hilang ketika mereka bercanda gurau.

Setelah kejadian itupun mereka mulai mengetahui sifat satu sama lain dan mulai mempelajari untuk mengimbanginya dengan sifat masing-masing agar tidak terjadi kesalah pahaman. Ke esokan harinya merekapun memulai aktifitas perkuliahan. Tampak terlihat mereka datang masih sendiri-sendiri. Banyak kejadian mereka alami sehingga mereka berlima pun menjadi sebuah perkumpulan baru di kampus yang selalu bersama saat kuliah maupun tidak. Fadil sangat aktif di kampus sedangkan yang lainnya tidak maka Aldi, juni, ory, adit pun sering berkumpul tanpa Fadil. Di burjo merekapun merasa farid agak jauh sekarang sudah jarang lagi berkumpul “Ah bang fadil ini sibuk betul sombong dia sekarang” kata adit. “iya cukup tau saja lah” juni menjawab. Sontak ory pun berkata “ah memang bang Fadil Main tunggal dia sekarang”. Dari situlah mulai kata-kata MAIN TUNGGAL digunakan untuk menyindir satu sama lain. Tidak lama kemudian Fadil pun datang “Assalamualaikum” yang lain pun menjawab kecuali ory “Walaikumsallam bang Fadil”. Lalu ory pun melanjutkan “Ah, main tunggal ya sekarang” Fadil pun heran apa maksud dari perkataan itu lalu Juni dan aditpun jg ikut-ikutan berbicara “ah macam kau tak tau aja wak sudahlah cukup tau saja (Sambil tertawa)” Fadil pun semakin bingung di buatnya. Lalu Aldi pun menjelaskan “Wah, main tunggal ya sekarang bang kami gak di ajak-ajak lagi” Fadil pun tertawa “hahaha bukan begitu kawan” setelah kejadian itupun tampak mereka sering mengucapkan kata-kata main tunggal ketika terlihat sibuk sendiri ataupun jalan entah kemana tanpa ada kabar satupun.

Hari demi hari mereka lalui tanpa terasa hampir dua semester berlalu. Di suatu ketika Juni yang kebetulan satu kost sama bang Fadil curhat kepadanya “Bang ini siapa yang ada d kontak BB abang, cantik kali kulihat” Fadil pun melihat dan menjawab “Kenapa? Kau suka kalo iya ambil lah” juni pun tertawa dan berkata “Ah tidak bang bercanda saja ada cowonya juga itu” Fadil pun tertawa dan dia heran kepada juni karena sudah putus asa duluan tanpa mencoba “ah, kau nih apa gaya… belum saja di coba sudah ngomong begitu” tak lama kemudian datanglah Aldi “Assalammuaikum bang … cieee main tunggal ya sekarang cukup tau saja” Juni dan Fadil pun heran dengan Aldi “Main tunggal apa ini kami berdua berarti main ganda kn” kata banga Fadil Aldi pun menjawab “hahahaha bercanda bang woles lah” tak lama datang pun Ory dan Aditya “Oh… begitu sekarang ya main tunggal” Fadil dan Juni pun semakin heran kok semua datang-datang bilang main tunggal padahal sebelumnya berdua dengan Juni. “Sakit kalian ya” kata Fadil sambil tertawa “iya, apa gaya kalian ini datang-datang gak jelas” kata juni. Merekapun semua tertawa dan mereka berkumpul bersama lagi setelah jarang ngumpul karena disibukkan oleh tugas dan urusan masing-masing.


Profil Singkat


Diah Hananda Lumbanraja. Asal dari Samosir, Sumatera Utara. Mulai belajar di Universitas Riau pada tahun 2021. Merupakan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra dan Indonesia Universitas Riau. Sudah memasuki perkuliahan semester 2.


Posting Komentar

0 Komentar