Oleh Iklima Wulandari
Nalini Bellona, Akrab disapa Ona. Seorang aktivis muda yang sangat mencintai bahasa dan sangat menyukai buku-buku. Semuanya dimulai dari akun media sosialnya, beliau kerap membahas hal-hal yang berkaitan dengan buku ataupun tips agar membaca menjadi menyenangkan dan tidak cepat bosan. Semua ini dia lakukan, karena merasa sangat miris akan krisis yang terjadi di negaranya yaitu Indonesia. Indonesia sendiri mendapati peringkat literasi ke 60 dari 61 negara. Tentu Ona merasa sangat miris, kenapa hal demikian terjadi di negaranya? Padahal jika dilihat-lihat lagi mengenai membaca, di berbagai aplikasi, contohnya saja wattpad. Indonesia termasuk kategori tertinggi dengan peringkat 2. Ah, lupakan saja mengenai itu, Ona sendiri tidak tau bagaimana persentase perhitungannya. Ona seorang penggiat literasi, Awalnya Ona hanya membaca saja, menikmati setiap karya fiksi maupun nonfiksi yang dibacanya. Ona pikir, toh, ini untuk dirinya sendiri dan semua itu berubah ketika dirinya tidak sengaja membaca artikel mengenai literasi Indonesia yang sangat minim.
Awalnya Ona berpikir ah, biar saja mereka. Mereka yang tidak mau membaca akan rugi sendiri, tapi seolah semesta menunjukkan hal baik pada Ona, Ketika Ona hendak menscroll akun instagramnya mulailah lewat berbagai akun bookstagram. Bookstagram adalah akun instagram para pecinta buku untuk menyalurkan semangat membaca dan mengoleksi buku kepada dirinya sendiri maupun orang lain melalui postingan mereka.
Melalui bookstagram Ona menjadi tertarik, amat tertarik dan memulai perjalanannya, Ona mulai mengeshare novel-novel yang dibacanya dan membuat berbagai macam review, tentunya bacaan Ona berbagai macam genre. Tapi, semua itu tidak mudah, Karena Ona mengeshare kegiatannya melalui akun media sosialnya. Tak jarang teman-temannya, bahkan orang terdekatnya mencemooh dengan bahasa yang halus. "gunanya buat bookstagram apasih?" Ona hanya diam, tersenyum dan melanjutkan hal-hal yang disukainya, Ona tidak merasa rendah diri, toh yang dilakukannya tidak melanggar norma-norma agama bahkan kemanusiaan, kenapa dia harus peduli?
Ona juga tidak sendiri, dirinya memiliki teman-teman baru melalui bookstagram ini dan mereka
saling menyemangati, mensupport, Kadangkala jika Ona merasa sangat malas membaca ada teman-teman onlinenya yang menyemangati bahkan mengiriminya novel dengan note agar Ona tidak malas membaca. Tapi, Ona tidak bisa menghentikan orang-orang sekitarnya yang selalu mencemoohnya. Pertanyaan Ona adalah, kenapa yang jauh justru menyemangati sedangkan yang deket seolah-olah yang dilakukannya adalah tindakan salah. Tak jarang, akibat perkataan mereka Ona menjadi vakum dalam bermedia sosial. Sekarang Ona sadar, dirinya tidak boleh terpengaruh lagi dan Ona sadar hal kecil yang dilakukannya pasti akan berdampak bagi literasi Indonesia, walau persentasenya masih sangat minim dan yang menjadi pertanyaan untuk orang-orang yang mencemoohnya, "Hal kecil apa yang dilakukannya untuk bangsa ini?" apa hanya sekedar ketikan jahat yang menjatuhkan mental seseorang. Dan sekarang berdirilah Ona sebagai Pembicara di Universitas Gadjah Mada, Ona sendiri sudah memiliki 55,6 ribu pengikut diakun Instagramnya.
"Selamat datang teman-teman, diacara talkshow with Nalini Bellona. Tentu kita tidak asing lagi dengan Kak Ona nih, Karena yang hadir disini pasti tau dong, Kalau Kak Ona ini salah satu seorang penggiat literasi, apalagi dizaman sekarang ini, Wah pasti sudah jarang banget yang baca buku. Jadi, disini kita akan bertanya-tanya mengenai perjalanan Kak Ona yang awalnya memulai dari akun Instagram, boleh dong Kak diceritakan manis pahitnya perjalanan ini."
"Terima kasih saya ucapkan kepada moderator, dan rekan-rekan semuanya. Baik, Kalau mengenai perjalanan itu pasti tidak ada yang mulus ya. Nah, perjalanan Saya bisa dibilang banyak bebatuan haha, bercanda. Sebenarnya tidak juga, hal yang membuat sulit adalah omongan orang terdekat sedangkan untuk maju, Saya terus maju karena memang Ini hal yang saya sukai ditambah membuat bookstagram ini bukan semata-mata hanya followers yang saya dapati tetapi kesenangan dan menambah teman. Nah, Saya untung dong, kesenangan Saya dapat, Saya juga menambah pahala untuk orang-orang yang membaca, dan Ilmu yang diamalkan mereka, terlebih ini bentuk bakti Saya kepada negara, walaupun masih terhitung kecil tapi saya tetap bangga bisa membuat perubahan kecil untuk negara Indonesia."
"Wahh, menginspirasi sekali ya teman-teman. Boleh dong, yang masih penasaran dengan Kak Ona kita tanya-tanya lagi nih."
"Terima kasih untuk Moderator akan kesempatan bertanya, Kak Ona Saya ingin bertanya, bagaimana caranya untuk menghentikan cemoohan orang-orang terhadap minat baca kita? Saya
pernah membaca di bus, tetapi respon yang Saya dapat tidak menyenangkan, banyak dari mereka yang menatap Saya sinis, seolah yang Saya lakukan adalah dosa, Terima kasih Moderator dan Kak Ona," Penanya satu.
"Baik, pertanyaan yang sangat bagus. Menghentikan cemoohan orang tentu tidaklah bisa, tetapi yang bisa kita lakukan adalah menutup kedua telinga kita, dan masabodo. Tentu tidak mudah, karena seseorang cenderung mudah terpengaruh oleh ucapan seseorang. Tetapi, balik lagi, apakah kita bisa menutup mulut mereka semua? tentu tidak kan, maka dari itu tutuplah kedua telinga, dan mengenai membaca, untuk negara yang memiliki SDM rendah ataupun minat baca rendah, itu adalah respon yang wajar. Nah, bagaimana cara kita menghadapinya? tetap fokus pada tujuan kita, toh, yang kita lakukan tidak mencuri bukan? yang kita lakukan bukan tindakan asusila, jadi kenapa kita terpengaruh? Justru mereka yang harusnya malu, malu dengan diri mereka sendiri."
"Wah, Jawaban yang sangat bagus Kak Ona, mungkin ada pesan dan kesannya nih Kak Ona? karena waktunya yang sangat singkat, Kita jadi tidak bisa berbincang banyak nih dengan Kak Ona, mungkin dilain kesempatan ya Kak.
"Wah, Semoga dilain kesempatan kita bisa bertemu kembali Kak. Pesan Saya terhadap rekan-rekan sekalian, tetaplah menjadi anak muda yang bermanfaat bagi banyak orang. Tetaplah membaca, karena membaca itu jendela Ilmu. Dengan membaca tentu kita bisa menulis, dengan menulis kita bisa melestarikan sastra yang ada bahkan kita bisa membuat budaya menjadi tulisan yang dinikmati oleh banyak orang, dengan itu, Semangat Anak Muda Indonesia, Kita pasti bisa.
0 Komentar