Oleh Icha Yudia Pratiwi
Di pagi ini, aku duduk di depan rumahku sembari menunggu mama pulang belanja dari pasar. Aku menunggu sambil melihat-lihat kearah jalan, banyak orang yang berlalu lalang berjalan kaki. Aku menunggu sekitar 50 menitan disini tapi mama belum juga muncul. Karena merasa risau akhirnya aku menelfon mama. Saat ingin mengeluarkan handphone ku dari saku, ada seorang pria yang tak dikenal membuang sampah botol bekas minumnya di depan teras rumahku. Aku yang melihat itu spontan teriak.
“WOI” dengan langkah besar aku mendatanginya. Om-om itu hanya diam dengan ekspresi wajah yang biasa saja, seperti tak berbuat apa-apa.
“Om, sampahnya jangan buang disini dong. Itu kan ada tempat sampah disana.” Ucap ku sambil menunjuk tempat sampah yang berada di depan rumahku.
“Loh? emangnya saya buang sampah disini?”
Ekspresi ku langsung berubah setelah mendengar responnya, seakan lupa dengan kesalahannya tadi.
Parah nih om-om, udah pikun atau pura-pura lupa sih dia. Dasar! batinku seakan ingin mengucapkan itu di depannya.
“Maaf om, tapi itu botol minum punya om.” Aku menunjuk botol yang dijatuhkannya tadi. “Itu ada tempat sampah disana, om bisa buang botolnya disana jangan disini. Disini rumah orang, om nggak bisa asal buang sampah sembarangan di depan rumah orang.” jelasku panjang lebar.
“Loh emang itu botol saya? saya gaada buang botol disini.” Ia masih saja menyela, tak mau mengakui kesalahannya. Ia kembali berjalan melewatiku seakan bodo amat dengan perkataanku.
TUK.
“ADUH” karena terlanjur kesal, akhirnya ku ambil botol itu dan ku lemparkan tepat kearahnya yang sudah agak menjauh. Dan beruntungnya, botol itu kena tepat di kepalanya.
“MAKANYA JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN OM.” teriak ku dari arah jauh pula. “JANGAN LUPA DIBUANG OM SAMPAH BOTOLNYA, ITU TUH TEMPAT SAMPAH. TERIMAKASIH OM, MAAF YA OM.” Aku kembali kedalam rumah dengan tergesa, sebenarnya aku juga rada takut kalau sampai dikejar. Tapi untungnya tidak, syukurlah om-om tadi hanya diam ditempat sambil memegang kepalanya akibat ku lempar botol tadi.
Di luar, pria itu masih memegang kepalanya yang terasa sakit akibat lemparan tadi. Ia tak menyangka akan dilempar botol seperti ini. Mau tak mau akhirnya ia mengambil botol itu dan membuangnya sesuai dengan perintah orang yang punya rumah tempat ia membuang botol bekas minumnya tadi.
“Dasar gila! Dikira udah tua apa dipanggil om-om. Mana dilempar botol lagi. Ck, sialan.” Ia pun bergegas pergi setelah membuang botol bekas minumnya itu ke tempat sampah.
0 Komentar