Pada tahun 2021, aku melanjutkan pendidikan ke MTs. Masa di MTs aku sangat polos. Aku ingin menjadi seperti orang-orang yang bebas tanpa kekangan dari orang tua. Pada saat itu pola pikirku masih belum matang. Suatu pagi di kelas, teman-temanku sudah berkumpul disalah satu meja. Di pagi buta itu Sintia, Keysya, dan Nasya, mereka sudah menceritakan orang lain dengan suara lantang. “Eh! tau kan si Jihan yang aktif di kelas kita ?” tanya Sintia.
“Iya tau, dia sok bangat ya, merasa paling keran amat” jawab Nasya.
“Iyakan , mentang -mentang pintar gitu bangat gayanya” balas Sintia.
“Dia juga pelit lagi, tidak mau memberi jawaban nya “ ucap Nasya.
Aku merasa terganggu dengan mereka yang pagi buta sudah menceritakan orang lain.
“Maaf , baik kalanya kalian lakuin hal yang lain deh, kerjaan kalian tidak bermanfaat sekali nyeritain orang lain”, ujar ku.
Mereka kesal denganku yang mengatur mereka.
“Suka-suka kami dong , kok kamu yang mengatur” ,balas sintia dengan ketus.
“Mu tu belum tau Jihan, makanya mu kira dia baik” , ucap nasya.
“Nah betul, kalo tidak percaya coba aja dekatin dia”, ujar mereka.
Aku mulai berpikir ada betul juga mereka, aku tidak kenal dengan Jihan,ngapain aku belain dia.
Ketika tempat duduk di acak, aku dapat dibagian belakang, di hari ini kami mengadakan ulangan mendadak .Ternyata dari belakang kelihatan semua yang kita lakukan. Tibalah waktu ulangan, soal terakhir pun di bacakan. Karena ini ulangan mendadak kami banyak yang tidak tau dengan jawaban nya. waktu inilah teman teman ku mulai curang.
“We jaga-jaga ya! biar aku bisa liat buku” ujar sintia
“Sip, jangan lupa jawaban nya dibagi ya” ucap nasya
“Aman tu, jangan sampai kita ketahuan! balas sintia
“Wah ga benar nih, masa mereka nengok buku” ujar aku dengan kesal.
Selesai ulangan kami melaksanakan shalat duha. Shalat duha ini dilaksanakan dua kali seminggu.
Ketiga circle tersebut kembali berulah .
“Malas kali shalat duha nih, sudahlah tugas banyak belum selesai lagi”, ujar Sintia.
“Gimana kalau kita pura-pura haid aja? “, ucap Nasya dengan percaya diri.
“Eh boleh juga tuh lagian kan tidak ada yang tau juga”, balas Sintia.
Tidak ada angin tidak ada hujan , tiba-tiba mereka datang kepada ku.
“Ki tidak usah shalat duha lagi! mending tidur”, ucap Nasya membujuk ku.
“Nah iya itu, mending di kelas bisa berleha leha” ujar Sintia yang ikutan membujuk ku.
“Ha?? ya suka kalian deh!”, ucap aku dengan cuek.
Satu tahun berlalu tiga circle yang awalnya tidak suka berteman dengan ku, kini menawarkan ku untuk gabung dengan circle mereka.
“Ki mau tidak bergabung ke circle kami?”, ujar Sintia.
“Iya Ki…ayo gabung gabung bareng kami! “, ucap Nasya dengan penuh harapan.
“Emm gimana ya ? boleh deh”, balas aku.
“Hmm oke”, jawab mereka dengan serentak.
Awalnya aku bingung kenapa mereka tiba-tiba mengajakku untuk berteman, padahal mereka tidak menyukaiku alias membenciku. Ketika ada tugas ,aku kerjakan sendiri tanpa ada niat untuk memberi contekan kepada tiga circle itu. Beberapa menit kemudian, kami diberi tugas. Aku mengira mereka bakal meminta contekan kepadaku, ternyata mereka minta ajarkan bagaimana cara menyelesaikannya.
“Ki ajarin dong gimana tugas tadi! “, ujar Nasya.
“Ha ? oh oke”. jawabku.
“Serius mereka minta ajarin?, kirain bakal minta jawaban langsung “ujar aku dalam hati
Satu semester berlalu, tibalah bulan puasa .Suatu ketika di sekolah, pada saat itu mereka ingin mengajak aku budi alias buka diam-diam.
“Weh! lama lagi pulang ni ? dah haus kali ni ha”, ujar Sintia yang kepanasan.
“Buka diam diam yok”, ajak Nasya.
“Takutnya nanti ketahuan sama guru atau ada yang ngadu “, ujar Keysa yang khawatir.
Tiba-tiba mereka melihat ke arah ku yang sedang minum segelas air.
“Alah kiki aja berani buka diam diam masa kalian takut!”, ujar Sintia.
“Haa! serius dia buka diam diam?” tanya Nasya dengan rasa tidak percaya.
“Liat aja sana?”, balas Sintia.
“ Yaudah! tunggu apalagi? gas minum”, seru Keysa.
Mereka tidak menyangka bahwa aku akan melakukan hal yang sama seperti mereka, mereka senang aku mudah dihasut dan terjerumus dengan mereka.
“Eh! aku tidak menyangka lo kalo Kiki mudah kita buat dia jauh berubah”, ujar Nasya.
“ Iyakan, malahan dia dulu polos sekali lo dan tidak mau ikut-ikutan seperti ini”, balas Sintia.
Padahal mereka tidak tau bahwa aku tidak pernah ikut-ikutan seperti itu, yang mereka lihat aku sedang minum padahal lagi puasa dan tidak shalat, saat itu aku sedang haid. Memang tidak mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan seperti ini, tapi itu tergantung kita lagi bagaimana caranya ,karena cuma kita yang bisa merubah nya mau se-toxic apapun pertemanan ,kalo kita tidak bisa mengontrol diri kita ,kita akan mudah terjerumus.
0 Komentar