RASA INGIN TAU MU, MEMBAWA KEMAJUAN UNTUK BANGSA MU - Eni Syahfitri


RASA INGIN TAU MU, MEMBAWA KEMAJUAN UNTUK BANGSA MU
Eni Syahfitri - SMAN 7 Dumai


Di sore hari, dengan suasana langit yang masih sangat cerah, memperlihatkan sesosok remaja wanita berjalan keluar dari gerbang, ia memakai seragam sekolah SMA, dengan membawa tas, dan headphone di tangan kanannya. Sambil berjalan ia juga mengamati sekitarnya dimana, ia melihat banyak kendaraan-kendaraan berlewatan di depannya. Ia melihat handphone yang berada di tangannya dan, mencari tau
berita berita terbaru. 

"Lia, hey Lia, " teriak temannya dari kejauhan, sambil berlari mengejarnya. 

Lia, hanya diam, menunggu temannya itu sampai ke sisinya, tidak berapa lama Arumi, sampai dengan nafas yang tidak beraturan. 

"Lia, kamu lagi liat apa sih??" tanya Arumi, kepada lia. 

"Ini loh Rum, aku lagi liat berita terbaru tentang perkembangan teknologi, ternyata sekarang teknologi semangkin cepat berkembang Rum," jawab lia sambil melihat ke handphonenya. 

"Masa sih Li, kok bisa??" Tanya Arumi, lagi. Sambil berjalan Lia, menjelaskan kepada Arumi, bagaimana teknologi bisa berkembang dengan sangat cepat. "Ya bisalah, emang kaya yang disebelah ini, bukannya bersinar malah redup," jawab Lia, meledek Arumi. 

"Aku lagi serius loh lia, malah di ledekin," ucap Arumi, yang sadar bahwa itu adalah sebuah sindiran yang di tujukan untuknya. 

"Jadi gini Rum, Pada era saat ini penguasaan teknologi menjadi salah satu alasan kemajuan suatu negara, jadi Negara dapat dikatakan maju apabila, negara itu memiliki tingkat penguasaan teknologi yang tinggi Rum, jadi itu adalah salah satu alasan mengapa teknologi semangkin cepat dalam berkembang," terang Lia.

Arumi, penasaran dengan apa sebenarnya cita cita dari seorang Lia, karna ia melihat Lia, yang sangat suka membaca berita, dan membuat ia menebak, apakah cita cita dari Lia, adalah menjadi seorang reporter.

"Cita cita kamu, ingin jadi apa sih Li??" tanya Arumi, lagi pada Lia, yang masih berfokus pada handphone yang ia pegang. 

"Aku, ingin jadi penulis yang terkenal Rum, " jawab Lia dengan mengalihkan wajahnya, yang awalnya mengarah ke handphone, sekarang melihat Arumi, yang tertawa geli. 

"Ingin jadi penulis tapi malah cari berita kaya reporter aja," ucap Arumi, dengan tertawa. 

"Kamu ga tau aja rum, dari berita-berita ini, seperti berkembangnya teknologi. Aku bisa dengan mudah mewujudkan cita citaku, bahkan bukan hanya cita citaku saja tetapi cita cita bangsa juga bisa terwujud, Rum," jelas Lia.

Tak lama kemudian mereka terpisah, karna arah rumah yang berbeda mereka saling melambai ketika sudah berbeda arah, Lia melihat ke arah sepasang sepatu yang ia kenakan, seakan sepatu itu sedang menari nari di kakinya. Sesampainya di rumah, setelah membersihkan tubuhnya Lia, membuka handphonenya dan, mencari informasi kembali. Saat di meja makan, selesai makan malam Lia, bertanya kepada ayahnya banyak hal, tentang kemajuan suatu negara yang belum ia ketahui pada saat ini. Ayah Lia, juga memberitahukan cara untuk menjadi negara maju, yang belum di ketahui Lia. 

"Ayah, Lia mau nanya boleh ga?" tanya Lia kepada ayahnya, yang baru selesai makan. 

"Boleh, dong sayang, kamu mau nanya apa emangnya hemm," tanya ayah Lia, balik. 

Lia terdiam sejenak, lalu kembali bertanya kepada ayahnya. 

"Gini yah, Lia mau nanya tentang kemajuan di era sekarang, soalnya Lia lihat dari internet, media sosial, negara tetangga sangat maju loh yah, jadi Lia bingung yah, apa negara kita masuk sebagai negara maju juga atau tidak sih, yah?" tanya Lia sambil menatap wajah ayahnya dengan serius.

Ayah Lia, tersenyum melihat pertanyaan anak gadisnya, yang begitu penuh dengan rasa penasaran. Ayah, menjelaskan dengan sangat lengkap kepada Lia, hingga memuat Lia, sangat puas dengan jawaban Ayahnya. 

"Jadi pertanyaan kamu itu tentang, maju atau tidaknya ya,"jawab ayah singkat.

"Sebenarnya negara kita ini belum menjadi negara maju, saat ini negara kita masih tergolong menjadi negara berkembang, di karnakan pendapatan per kapita dan tingkat ekonomi negara kita masih rendah, untuk membentuk negara maju kita harus mulai dari, pembangunan manusianya serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi," lanjut ayah dengan jelas. 

Saat pagi, Lia berangkat sekolah seperti biasa, ia diantar oleh ayahnya menggunakan mobil, karna ayahnya juga akan langsung pergi bekerja, Lia mengamati sekitarnya seperti biasa, sampai terlintas di pikirannya sebuah pertanyaan. Tak lama kemudian kendaraan roda 4 itu telah sampai di halaman sekolah. Saat ingin masuk kedalam kelas Lia, melihat tiga temannya yang sedang berbincang sambil berjalan kearahnya yaitu, azis, rehan, dan Arumi. Mereka berbincang tentang sebuah bahasa yaitu, bahasa Indonesia, dan bahasa asing. 

"Aku, bingung banget Han, Rum, kenapa bahasa asing seperti bahasa Inggris, harus kita pelajari sih?" tanya Azis. 

"Eh iya juga ya," jawab Arumi, dengan rasa penasaran. 

"Yang aku tau sih, bahasa asing itu sangat berguna sebagai sarana penghubung antar bangsa, jadi sangat memudahkan untuk bekerja sama dan saling berinteraksi dengan negara luar," jawab Rehan, dengan terang. 

"Aku kurang faham Han, apa bahasa Indonesia tidak berkembang ya, " ucap Azis. 

"Sini biar aku yang jelasin, jadi sama seperti yang di ucapkan oleh Raihan, bahasa asing itu sangat penting, sebagai sarana penghubung dengan negara luar, untuk membentuk sebuah kerja sama seperti di bidang perekonomian, dan bidang lainnya. Oh iya, bukan berarti bahasa kita, bahasa Indonesia tidak berkembang, Zis," jawab Lia dengan penuh keseriusan. 

"Maksudnya bahasa Indonesia juga berkembang ya?," tanya Arumi.

"Oh iya jelas dong, bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu, dari banyaknya suku di Indonesia, dan kamu tau ga, klo bahasa Indonesia saat ini menjadi bahasa penting di dunia, dan ini merupakan keputusan dari UNESCO," jawab Rehan.

"Serius Han, kok bisa?" tanya Aziz dengan rasa heran. 

"Karna bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sederhana dan juga sangat mudah untuk di pahami, dengan kesempatan ini dapat memotivasi kita agar terus meningkatkan kualitas dalam penggunaan bahasa Indonesia di berbagai sektor. Ini juga merupakan kesempatan kita untuk dapat lebih mudah mempromosikan bahasa dan, budaya kita di dunia internasional," lanjut Rehan menjelaskan. 

Lalu setelahnya mereka masuk kedalam kelas, karna guru mereka sudah berjalan menuju kearah kelas mereka. Saat jam istirahat mereka berempat berkumpul di meja Lia, untuk melanjutkan perbincangan yang belum selesai tadi, masih ada rasa penasaran pada diri mereka, yang belum terselesaikan.

"Jadi, sebenarnya kita bisa mewujudkan cita cita bangsa dan cita cita kita juga ya, di era globalisasi?" tanya Arumi. 

"Bisa, Rum. Salah satu caranya dengan mengembangkan manusianya, untuk memperkuat peran inovasi, dalam pengembangan ekonomi, dan juga dalam pengembangan teknologi, jika ini sudah tercapai maka kita bisa mewujudkan cita-cita bangsa, dan untuk cita cita kita, kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi, karna itu akan mempermudah kita, untuk menunjukkan bakat kita, terhadap dunia luar," jawab Lia. 

Cerita ini mengajarkan mereka, untuk menjawab rasa ingin tau pada diri mereka, yang pada akhirnya Rasa ingin tau pada diri mereka, hilang digantikan rasa ingin memperjuangkan, untuk mewujudkan cita cita bangsa di era globalisasi. Rasa ingin tau telah membawa mereka menuju ke arus perjuangan untuk bangsa yang sangat dicintai. Bagi mereka, kemajuan bangsa adalah yang utama. Rasa yang begitu besar mendorong mereka untuk terus berkarya dan berinovasi.


 

Posting Komentar

0 Komentar