TAKDIR DI UJUNG AKSARA
RHESYA ADINDA PUTRI
SMA NEGERI 9 MANDAU
Di ufuk senja, masihkah kau dengar
Bisikan angin membawa pesan yang
pudar?
Pantun terikat dalam sepi
Gurindam merintih tanpa pemilik
Hikayat memudar di antara sunyi
Di mana suara para pujangga?
Atau hanya gema yang tersisa
Terserak di tepian masa?
Ada kisah yang tak terucap
Di lembaran tua yang nyaris lenyap
Dulu petuah berkibar megah
Kini membisu, sunyi dan resah
Ke mana biduk Melayu berlabuh?
Di pelabuhan asing atau karam di
waktu?
Apakah aksara tinggal bayang
Terkubur di pasir yang sedang berbisik?
Malam datang membawa gelap
Menyusup ke nadi, mencekik makna
Pantun terhenti di bibir beku
Syair kehilangan nadanya
Adakah suara yang masih terjaga?
Atau semua hanya bayangan bisu
Menunggu ajal di sudut lupa?
BANGKITLAH wahai penutur zaman!
Lihatlah tanah yang memanggil namamu
Jangan biarkan petuah membisu
Jangan biarkan bahasa terkubur
Genggamlah pantun dalam
genggamanmu
Hembuskan gurindam ke dalam udara
Biarkan aksara menyalakan bara!
Langit masih menyimpan cerita
Memanggil kita dalam nyalanya aksara
Bukan sekadar gema yang sekarat
Bukan sekadar bayangan yang memudar
Ia menanti, ia berbisik
Hanya kita yang bisa memilih:
Menghidupkan atau membiarkannya
MATI TERKUBUR SUNYI!
0 Komentar