Dua hari lagi bulan suci Ramadan datang. Bulan yang senantiasa dinantikan oleh umat muslim seluruh penjuru dunia. Begitu juga dengan diriku yang selalu menyambut gembira bulan nan suci ini. Biasanya sebelum berpuasa kami sekeluarga berkunjung ke rumah nenek yang terletak tidak jauh dari kotaku. Selain bersilaturrahmi, kami juga akan berziarah ke makam datuk kami. Menjelang sore, Bunda mengingatkanku dan kakakku untuk bersiap-siap. Aku dan kakakku sudah tidak sabar untuk berangkat ke rumah nenek.
Akhirnya setelah salat Asar kami sekeluarga pun berangkat ke rumah nenek. Perjalanan yang kami tempuh memakan waktu lebih kurang satu jam. Tak terasa kami pun sampai ke rumah nenek. Di depan pintu kami mengucapkan salam dan memanggil-manggil nenek. Nenek kelihatan sangat sibuk, kemudian kakakku bertanya,“Nenek lagi ngapain?”
“Nenek lagi mempersiapkan peralatan dan bahan air limau untuk dimasak besok,” jawab nenek.
“Air limau nek? Apa itu?” tanya kakakku heran.
Nenek memandang kami sambil tertawa, “Kalian belum tahu ya? Sini nenek jelaskan.” Kami pun segera duduk di dekat nenek dengan rasa penasaran yang membuncah.
“Air limau yang Nenek siapkan ini merupakan bahan-bahan untuk melakukan Mandi Belimau yang terbuat dari campuran beberapa jenis buah seperti buah jeruk atau limau. Mandi Belimau adalah tradisi menyambut bulan Ramadan yang dilakukan untuk membersihkan diri secara lahir dan batin.
Bahan-bahan yang digunakan untuk campuran air limau yang digunakan untuk Mandi Belimau adalah air yang bercampur dengan jeruk nipis, daun pandan, bunga rampai, kebelu, mayang pinang, urat usar, serai wangi, kunyit, dan daun jeruk purut.” Panjang lebar nenek menjelaskannya kepada kami berdua.
Selain menyiapkan bahan-bahan tersebut, nenek juga menyiapkan alat alat yang dibutuhkan saat Mandi Belimau nanti. Alat-alat yang akan digunakan adalah gentong atau wadah air yang berfungsi untuk mencampuri air dan bahan bahan ramuan sebelum digunakan. Selain itu, nenek juga membutuhkan gayung
yang akan digunakan untuk mengambil dan mengguyurkan air ramuan ke tubuh secara merata.
Setelah bahan dan alat-alatnya siap, nenek tinggal merebus air yang akan dicampur dengan jeruk dan bahan-bahan lainnya agar besok bisa langsung digunakan saat acara. Kebetulan nenek ditugaskan oleh Pak Camat untuk meracik dan membuat air belimau dalam acara festival besok.
“Festival Mandi Balimau”, “wow” pasti seru dan meriah kan Nek? tanya kami serentak.
“ Iya”, jawab nenek sambil tersenyum lebar melihat keantusiasan kami.. Kalau di tempat nenek biasanya disebut dengan Festival Potang Belimau. Festival ini dilakukan di Taman Tuan Kadi, di pinggir Sungai Siak. dan pelaksanaannya dilakukan setelah salat Asaar. Acara Festival Potang Belimau biasanya dihadiri wali kota, para pejabat dan petinggi adat serta tokoh masyarakat di kota ini. Pestival ini akan dibuka dengan pembacaan doa, lalu dilanjutkan dengan menikmati cemilan khas kota Pekanbaru sambil menyaksikan penampilan dendang syair, tari,dan berbalas pantun. Setelah doa,
dan penampilan, walikota akan memukul beduk sebagai tanda resminya acara Mandi Belimau dilakukan.
Acara ini juga mengundang anak-anak yatim yang ada di sekitar rumah Tuan Kadi tersebut. Untuk anak-anak yatim, mereka akan diberikan tempat khusus untuk dimandikan, mereka akan duduk di tepi Sunga Siak, tetapi tidak perlu khawatir karena di Taman Tuan Kadi tidak langsung ditepi sungai. Akan tetapi, sudah ada tembok pembatas antara sungai dan taman, di atas tembok itulah panitia menambah pengamanan tempat anak-anak untuk duduk, dan mempermudah agar air bekas mandi bisa langsung mengalir ke Sungai Siak. Setelah anak-anak dimandikan, mereka akan dibacakan doa, setelah membaca doa mereka akan diberikan buah tangan dan beberapa barang seperti mukenah dan sajadah.
Setelah anak-anak yatim selesai, selanjutnya adalah masyarakatnya yang akan Mandi Belimau bersama-sama. Yang membedakan Mandi Belimau masyarakat biasa dengan anak-anak yatim yaitu bagi anak yatim mereka akan diperlakukan khusus sebagaimana mestinya, mereka juga diberikan buah tangan, serta dibacakan doa. Sementara bagi masyarakat biasa akan dibuatkan air limau dengan rempah-rempah yang sama juga, akan tetapi, airnya dimasukkan kedalam mobil pemadam kebakaran. Setelah anak-anak yatim usai dimandikan, masyarakat baru bisa diberikan air dari mobil pemadam tersebut, air akan
disiramkan secara merata kepada seluruh masyarakat yang hadir pada Festival Potang Belimau itu.
“Apakah kalian tertarik untuk datang menyaksikan dan merasakan langsung keseruan Festival Mandi Belimau di tempat nenek?” Ucap nenek. “Tentu! Kami ingin menyaksikan secara langsung acara Mandi Belimau ini, selain mengenal budaya, kami juga ingin menikmati keseruan Festival Potang
Belimau ini dan merasakan salah satu warisan budaya yang masih berlangsung sampai sekarang. Mandi Belimau ini, selain untuk Festival, Mandi Belimau juga bagus untuk membersihkan diri, baik secara jiwa maupun raga.” ucap kakak penuh kegembiraan.
“Baiklah, besok nenek akan membawa kalian untuk menyaksikan Festival Potang Belimau.” janji nenek
Demikianlah penjelasan dari nenek tentang Mandi Belimau yang selalu menjadi acara tahunan di daerah nenek, Mandi Belimau yang sudah menjadi kebiasaan setiap tahun dan selalu dilaksanakan tepat satu hari sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, Festival ini sudah dilakukan secara turun
menurun oleh masyarakat setempat untuk meramaikan sekaligus meminta kepada Allah SWT. agar senantiasa selalu dilindunginya selama bulan Ramadan ini maupun bulan-bulan lainnya. Kita sebagai generasi muda hendaknya selalu menjaga dan melestarikan warisan budaya Mandi Belimau ini agar tak hilang ditelan zaman, bukan hanya memiliki keseruan dan pengalaman yang menyenangkan, tetapi juga mempunyai makna dan manfaat yang baik bagi kita.
.png)
0 Komentar