Lapisan Ukiran Jantung Nusantara - Elsa Putri Ardini

 


Lapisan Ukiran Jantung Nusantara
Karya: Elsa Putri Ardini

Suaraku lantang, menangis berhiba-hiba tenggelam dalam pilu. Pikiran kusut, tercipta simpul-simpul urat Nusantara. 

Namun, di antara simpul itu, teranyam kisah yang tak lekang oleh waktu dalam genggaman sejarah, di sanalah jati diri bangsa bertaut erat. 

Setetes bening air mata bergulir di pipi. 

Dengan berat hati, kucoba mengikhlaskan segala yang pergi. 

Namun, goresan batik berwarna kuntum bujang merah dan kuning ini menjadi saksi teguhnya nurani, 

seperti langit luas yang menyentuh sajak di ujung sore hari. 

Bintang-bintang berantakan di angkasa, 

menyaksikan pertunjukan hangat warisan nenek moyang sejak kala. Tertulis kisah nyata dalam setiap helaian kain batik, 

diselimuti perasaan bangga yang tak tertandingi. 

Andaikata kuhapus air mata yang merayapi sudut wajah, 

pikiranku tetap kalut, terombang-ambing oleh luka masa yang sukar reda. 

Sejak saat itu, tarian jari-jemariku menjatuhkan tetesan malamnya. Setiap goresan, setiap warna, adalah doa. 

Doa agar keyakinan tetap tumbuh di dada, 

agar rasa percaya tak pudar oleh zaman yang kian berubah. 

Akan selalu ada tanda tanya di setiap akhir kata, 

sebab bumi kini bukanlah bumi yang dulu ada.

Kini, zaman telah disambut oleh teknologi yang menjulang namun berbahaya. Rintangan pun muncul, menghadang usaha mempertahankan identitas bangsa. Orang-orang mulai lupa akan aroma tanah 

yang dahulu menumbuhkan akar budaya. 

Namun aku, dengan segenap nurani, menolak lunturnya warisan ini. 

Sebab budaya bukan sekadar pajangan semata, 

melainkan napas abadi yang menjaga kehidupan Indonesia. Selama napas itu berhembus di dada anak bangsa, 

selama itu pula Nusantara tak akan kehilangan jiwa.

Posting Komentar

0 Komentar