Pelestarian Budaya Daerah Untuk Mempertahankan Warisan Indonesia - Niken Mariani Sinurat


Pelestarian Budaya Daerah Untuk Mempertahankan Warisan Indonesia
Karya:Niken Mariani Sinurat

Indonesia dikenal sebangai jantung alam dan juga sebagai negara yang  beragam. Mulai dari tarian tradisional, upacara adat, pakaian khas,hingga bahasa  daerah. Namun, di era digital dan modernisasi ini, banyak budaya yang mulai  tenggelam bahkan terlupakan,terutama oleh generasi muda seperti kita. Banyak  cara yang dapat kita lakukan untuk sebagai anak muda penerus bangsa untuk  mempertahankan budaya daerah seperti, memperkenalkan kembali kesenian  tradisional di sekolah maupun di luar sekolah, mengadakan festival budaya, serta  memperkenalkan budaya keluar negeri melalui media digital. Peran pemerintah, masyarakat, dan generasi muda seperti kita memiliki peran masing-masing yang  sangat penting dalam hal menjaga kelestarian budaya daerah. Dengan pelestarian  yang konsisten dan bagus budaya daerah tidak hanya akan bertahan, tetapi juga  dapat berkembang dan menjadi daya tarik wisatawan yang mendunia.  

Melestarikan budaya daerah berarti kita bisa menjaga identitas bangsa  sekaligus menjaga jati diri bangsa negara Indonesia, warisan nenek moyang yang  penuh dengan nilai-nilai luhur harus tetap hidup di tengah zaman  globalisasi,contohnya seperti tarian tradisional. Salah satunya yaitu tarian zapin  yang sebagian besar anak muda masih suka melihat tarian tradisional ini namun, 

beberapa persen anak muda sekarang tidak memperdulikan lagi. Biasanya tarian ini  ditampilkan saat acara sambutan atau pembukaan seta hiburan. Walaupun tarian ini  sudah sangat lama tapi masih saja bertahan meski ada perubahan seiring  perkembangan zaman. 

Tarian Zapin adalah salah satu tarian yang berasal dari budaya daerah Riau. Tarian ini terkenal di berbagai negara kawasan Asia Tenggara khususnya Malaysia  dan Indonesia. Tarian ini memiliki pola lantai yang unik dengan gerakan kaki yang  lincah dan teratur untuk mengikuti irama musik. Sejarahnya, tarian Zapin dibawa  oleh pedagang dan Ulama Arab (dari Yaman) ke Nusantara sekitar abad ke-13 

hingga abad ke-16 dengan masuknya agama Islam zapin dimainkan sebagai media  dakwah Islamiyah di lingkungan keraton atau Sunau. Tarian ini dulunya hanya  boleh dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Seiring berjalan nya waktu tarian  ini mengalami perubahan dan menjadi seni pertunjukan rakyat yang bisa dilakukan  oleh laki-laki maupun perempuan. Nama Zapin sendiri berasal dari bahasa Arab  Zaffa (memiliki arti penari) atau Zafin (yang berarti gerakan kaki). 

Banyak jenis-jenis tarian Zapin yakni Zapin Melayu adalah salah satu  bentuk yang paling lama dan tua tarian ini sudah dianggap sangat klasik. Lalu,  Zapin Arab yang yang masih kental dan berada di Timur Tengah, Zapin Jambi yang  menggunakan gerakan yang sangat lembut dan sering sekali ditampilkan secara  berpasangan. Terakhir tari Zapin Api yang sangat unik dan menggunakan atraksi  seorang penari menari di atas bara api yang panas dan sebuah ritual yang memiliki  kekuatan magis. 

Tarian Zapin dapat didominasikan dengan gerakan kaki yang cepat dan  lincah,sepeti langkah kaki yang kedepan, kebelakang, menyilang, dan berputar  sebagai langkah atau gerakan dasar. Fungsi dari gerakan kaki tersebut untuk  menjaga keseimbangan tubuh saat menari. Salah satu pola tarian Zapin yang  berbeda adalah Zapin Alif yang membentuk pola huruf Arab Alif (bisa disebut garis  lurus) yang dianggap melambangkan kesaan kepada Tuhan, lalu ada juga tarian  Zapin Siku Keluang yang memiliki gerakan siku -siku seperti kelelawar (keluang). Tarian ini bukan hanya sekedar gerakan biasa tetapi juga mengandung nilai-nilai  kelogikaan, etika, serta estika (alua jo patuik dalam falsafah Melayu). Dalam  menari juga harus memperhatikan kostum saat menari supaya lebih menarik. Penari  perempuan menggunakan baju kurung dan kebaya yang anggun dan sesuai standar 

budaya Melayu Riau dan untuk penari laki-laki mengenakan baju kurung atau baju  Melayu yang lengkap dengan kain Panjang, lalu musik sebagai pengiring lagu yang  menggunakan alat musik tradisional, gambus yang dimain kan dengan cara dipetik,  marwas atau marwis, dan accordion. Lagu-lagu pengiring tarian Zapin yang berisi  nasihat atau pesan moral dalam bentuk nasihat pujian terhadap Tuhan.

Fungsi dan makna pendidikan yang menjadi simbol perpaduan budaya lokal  dan asing (Arab dan Melayu), persebaran Islam, pemersatu masyarakat karena  sering ditampilkan diberbagai acara. Semua akan berubah dengan waktu dan  perkembangan zaman tetapi, kita juga harus menjaga nilai nilai luhur tersebut 

supaya generasi selanjutnya dapat menyaksikan tarian tradisional yang sangat  indah. Kita juga harus bisa menjaga dan melestarikan nya dengan baik, karena jika  tidak akan menghilang tanpa kita sadari.


Posting Komentar

0 Komentar