Pelestarian Budaya Daerah untuk Mempertahankan Warisan Budaya
Indonesia Pesona Budaya Melayu Riau sebagai Warisan yang Harus Dijaga Anak Muda
Karya: Gisselle Livesta
Budaya Melayu Riau merupakan salah satu warisan daerah yang memiliki
daya tarik tersendiri, baik dari segi seni, sastra, maupun adat istiadat. Di tengah
gemerlap modernisasi, budaya ini tetap memancarkan pesona yang tak tergantikan.
Riau dikenal dengan berbagai kekayaan tradisi seperti tari Zapin yang lincah dan
penuh makna, pantun Melayu yang sarat petuah, Tenun Siak yang anggun berwarna
emas, hingga Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji yang menjadi mutiara sastra
bangsa. Semua unsur tersebut bukan sekadar seni hiburan, melainkan juga cerminan
bagaimana kehidupan masyarakat Melayu yang menjunjung tinggi budi pekerti,
kesopanan, dan keharmonisan.
Sebagai daerah dengan identitas kuat, budaya Melayu Riau adalah bagian
dari mozaik besar warisan budaya Indonesia. Namun, keberadaannya kini
menghadapi tantangan dari derasnya arus globalisasi yang sering membuat anak
muda lebih akrab dengan budaya luar negeri yang lebih populer daripada budaya
sendiri. Oleh karena itu, pesona budaya Melayu Riau harus diperkenalkan,
dipahami, dan dilestarikan oleh generasi muda agar tetap hidup di tengah
perkembangan zaman modern, sekaligus menjadi sumber kebanggaan sebagai anak
bangsa.
Pesona budaya Melayu Riau dapat dilihat dari kekayaan seni dan tradisi
yang masih terjaga hingga kini. Salah satu warisan yang paling menawan serta
indah adalah tari Zapin, sebuah tarian yang geraknya begitu lincah, menarik, dan
beda dari yang lain namun tetap menjaga kelembutan dan sopan santun khas
Melayu. Zapin tidak hanya sekadar tontonan, melainkan juga sarana pendidikan
moral. Gerakan kaki yang ritmis, tepukan marwas yang menggema, dan alunan
musik gambus seolah mengajarkan penari untuk peka terhadap kebersamaan dan
kekompakan. Setiap langkah yang harus seirama dengan penari lain melambangkan
nilai kerjasama, kedisiplinan, serta keselarasan hidup dalam masyarakat. Anak
muda yang belajar Zapin sebenarnya sedang mempelajari lebih dari sekadar seni
gerak, mereka belajar meresapi harmoni dalam kehidupan.
Selain dalam gerakan, keindahan budaya Melayu Riau juga hidup dalam
untaian kata-kata. Pantun Melayu adalah wujud paling sederhana namun begitu
dalam maknanya. Pantun bukan sekadar permainan berupa kata-kata untuk
menghibur, tetapi juga cerminan kebijaksanaan yang diwariskan turun-temurun.
Dalam acara pernikahan, diskusi adat, hingga percakapan sehari-hari, pantun
digunakan untuk menyampaikan nasihat, teguran, bahkan kasih sayang. Bagi
generasi muda, pantun memberikan cara kreatif untuk merangkai kata, sekaligus
menjaga bahasa daerah tetap hidup. Kehalusan pantun mengajarkan bahwa pesan
dapat disampaikan dengan indah tanpa harus memihak maupun melukai perasaan,
sesuatu yang sangat berharga di tengah komunikasi modern yang sering kasar atau
terburu-buru.
Tak hanya berupa kata, pesona Melayu Riau juga tertuang dalam karya
tangan yang mengagumkan, salah satunya Tenun Siak. Kain ini dulunya menjadi
lambang kebesaran Kesultanan Siak, dikenakan dalam upacara resmi maupun
acara-acara penting di kerajaan. Motif-motifnya yang anggun, menarik beserta
dengan hiasan benang emas tidak sekadar memperlihatkan keindahan, melainkan
juga simbol kemuliaan dan martabat. Setiap helai tenun dikerjakan dengan
kesabaran yang luar biasa, benang demi benang disusun hingga menghasilkan kain
yang bernilai seni tinggi. Anak muda masa kini yang mengenakan atau
memperkenalkan Tenun Siak sebenarnya sedang menunjukkan kebanggaan
terhadap jati dirinya, sekaligus membuktikan bahwa warisan leluhur tidak kalah
megah dibandingkan hal yang modern.
Dalam dunia sastra, budaya Melayu Riau menghasilkan karya agung yang
mendunia, yaitu Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Karya ini berisi petuah
moral yang begitu ringkas, namun banyak makna yang terkandung. Setiap baitnya
mengingatkan manusia tentang pentingnya iman, akhlak, dan budi pekerti yang
luhur serta membawakan manusia ke jalan yang lebih benar atau lurus. Walaupun
ditulis pada abad ke-19, Gurindam Dua Belas tetap relevan dan sesuai hingga hari
ini, karena pesan-pesannya bersifat universal. Sehingga, anak muda yang membaca
dan memahami gurindam tersebut akan menemukan pedoman hidup yang
sederhana tetapi memiliki makna yang dalam, seolah mendapat nasihat langsung
dari seorang guru yang penuh perhatian dan kasih sayang.
Semua keindahan itu berpuncak pada adat istiadat masyarakat Melayu Riau
yang menjunjung tinggi kesopanan dan keharmonisan. Dalam kehidupan sehari-
hari, sikap menghormati orang tua, menjaga tutur kata, serta kebiasaan
bermusyawarah menjadi ciri khas yang melekat. Adat ini bukan aturan yang kaku,
melainkan cara hidup yang mengalir dan diterapkan dengan penuh keikhlasan. Nilai
sopan santun yang diajarkan leluhur menjadi pengikat kebersamaan masyarakat.
Apabila anak muda mampu membawa nilai-nilai adat ini ke dalam kehidupan
modern zaman sekarang, maka budaya Melayu Riau tidak hanya menjadi kenangan
masa lalu, tetapi tetap tumbuh dan berkembang sebagai pedoman hidup di masa
depan.
Budaya Melayu Riau memang punya pesona yang tidak pernah habis untuk
dibicarakan. Dari tari Zapin yang lincah, pantun yang penuh nasihat, Tenun Siak
yang anggun, sampai Gurindam Dua Belas yang sarat makna, semuanya adalah
bukti betapa kayanya warisan yang kita miliki. Budaya itu bukan hanya milik orang
tua atau nenek moyang, tapi juga milik kita sebagai generasi muda.
Sebagai anak muda, kita tidak boleh hanya bangga pada budaya luar, sementara
budaya sendiri kita lupakan. Melestarikan budaya Melayu Riau berarti menjaga jati
diri kita sendiri. Kalau kita mau belajar, memakai, dan memperkenalkan budaya ini,
maka warisan ini tidak akan hilang ditelan zaman.
Budaya Melayu Riau bisa menjadi kebanggaan, bukan hanya untuk
masyarakat Riau, tetapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia. Jadi, menjaga budaya
daerah sama artinya dengan menjaga Indonesia itu sendiri. Mari kita buktikan
bahwa anak muda bisa menjadi penerus yang mampu merawat warisan berharga ini
dengan cara sederhana: mencintai, mempraktikkan, dan memperkenalkannya
kepada orang lain.
.png)
0 Komentar