Pesona Tenun Songket Siak: Warisan Budaya Melayu Riau yang Tetap Hidup - Khirani Ang

 


Pesona Tenun Songket Siak: Warisan Budaya Melayu Riau yang Tetap Hidup

Tenun songket Siak adalah kain tradisional yang telah menjadi ciri khas bagi

masyarakat Melayu di Riau, terutama di daerah Siak Sri Indrapura. Kain ini bukan

sekadar hiasan atau pakaian, melainkan sejak lama menjadi simbol kebanggaan,

identitas, dan warisan leluhur yang sangat dihargai. Dahulu, songket hanya

dikenakan oleh para raja dan bangsawan sebagai tanda kehormatan. Kini, songket

dapat dikenakan oleh siapa saja, terutama pada acara adat seperti pernikahan,

penyambutan tamu, atau upacara daerah. Songket Siak hadir dengan corak dan

warna yang istimewa, sehingga membuat pemakainya merasa bangga dan percaya

diri.

Setiap kali melihat proses pembuatan songket Siak, semua pancaindra ikut

terlibat. Mata memandang benang-benang emas dan perak yang bertaut menjadi

motif indah, tangan merasakan kelembutan dan sekaligus kekokohan kain. Telinga

mendengar dentingan alat tenun tradisional yang bergerak berirama. Hidung

mencium aroma khas kain yang baru selesai diproses. Kadang-kadang mulut kita

pun ternganga mendengar kisah para ibu pengrajin tentang betapa sabarnya mereka

dalam merangkai benang satu per satu agar motifnya tidak keliru.


Khirani Ang

SMP Negri 32 Pekanbaru


Tak hanya indah, motif seperti bunga dan burung balam pada songket

melambangkan kedamaian, persahabatan, serta harapan baik dari para leluhur.

Motif naga dan rebung juga menjadi simbol ketekunan dan kebijaksanaan yang

sangat penting dijunjung tinggi dalam kehidupan masyarakat Melayu. Motif

songket dibuat dengan penuh ketekunan dan kejelian sehingga menghasilkan karya

yang unik dan tidak ada yang sama persis. Setiap helai kain songket memiliki cerita

dan nilai tersendiri yang menumbuhkan rasa bangga sebagai anak Melayu.

Proses menenun songket Siak tidak mudah. Para pengrajin harus

menggunakan alat tenun tradisional dan menerapkan teknik khusus agar hasilnya

rapi dan bernilai tinggi. Benang emas dan perak disisipkan secara perlahan,

membutuhkan ketelitian dan kesabaran luar biasa. Karena prosesnya lama dan

rumit, harga songket pun cenderung mahal, terutama untuk kain asli dengan motif

yang detail dan indah.

Pelestarian songket sangat penting agar warisan budaya ini tidak hilang dan

tetap hidup untuk generasi selanjutnya. Pemerintah dan komunitas Siak rajin

mengadakan pelatihan, membantu pemasaran, dan memberikan motivasi kepada

para pengrajin. Anak-anak muda pun didorong untuk belajar dan meneruskan

tradisi menenun songket. Dengan kebersamaan dan dukungan dari berbagai pihak,

songket Siak tetap hidup serta menjadi sumber kebanggaan, sekaligus memperkuat

identitas budaya Indonesia di era modern.

Tenun songket Siak bukan sekadar kain, melainkan wujud magis yang

menyulam jiwa bangsa. Ia adalah bahasa hati yang merangkul sejarah dan budaya,

membangkitkan kebanggaan yang tak lekang oleh masa. Saya sangat kagum kepada

para pengrajin yang dengan sabar dan teliti dalam membuat kain yang begitu indah.

Saya berharap tenun songket Siak tetap dilestarikan dan semakin dikenal, agar

generasi muda tidak melupakan budaya kita serta semakin bangga menjadi orang

Indonesia. Kalau kita semua menjaga dan mencintai tenun songket Siak, budaya

kita bakal selalu hidup dan makin bersinar. Ayo, jadi pahlawan budaya dengan cara

sederhana kenali, lestarikan, dan banggakan warisan kita sendiri!

Posting Komentar

0 Komentar