Pulau Nias, Dengan Sejuta Keunikan Budayanya - Arian Saputra Gea

 


Pulau Nias, Dengan Sejuta Keunikan Budayanya 

Karya: Arian Saputra Gea

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagamaan, baik itu dari  segi budaya, agama, suku bangsa, bahasa maupun adat istiadat. Keberagamaan ini  menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki oleh negara kita sehingga menjadi ciri  khas yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lainnya. Sudah tugas  kita sebagai generasi bangsa untuk selalu bisa menjaga dan melestarikan  keberagaman tersebut.  

Saat ini, kita harus mulai berpikir bahwa kebudayaan Indonesia mulai  harus dijaga. Mengapa kebudayaan yang ada di Indonesia perlu diperhatikan dan  harus dijaga? Banyak faktor yang menjadi alasan mengapa kebudayaan Indonesia  harus dijaga. Salah satunya, banyak orang terutama generasi muda yang mulai  melupakan dan tidak mengenal budaya mereka sendiri.  

Indonesia memiliki keaneka ragaman budaya, karena terlalu banyak  sehingga membuat sebagian orang malas untuk mengenal dan mempelajarinya.  Tidak heran jika saat ini banyak orang yang tidak paham dan tidak mau tau  tentang kebudayaan yang ada di Indonesia.  

Kali ini, penulis ingin memperkenalkan berbagai kebudayaan yang ada di  salah satu pulau yang menjadi bagian Indonesia, yakni pulau Nias. Kebudayaan  nias merupakan kekayaan budaya khas yang ada di pulau Nias. Sistem sosial  patrilineal, hukum adat yang sangat ketat, dan juga tradisi unik fahombo (lompat  batu), semua itu adalah keunikan budaya yang ada di pulau nias. 

Pulau Nias merupakan sebuah pulau yang cukup besar, berada di lepas  pantai barat Sumatra. Untuk mencapai ke pulau Nias kita bisa melaluinya dengan  perjalanan darat. Jarak dari kota Medan ke Pulau Nias menempuh waktu 21 jam  10 menit. 

Di pulau Nias terdapat pantai yang sangat indah yaitu pantai Sorake yang  terletak dikecamatan Teluk Dalam, pantai sorake juga memiliki keindahan alam  yang sangat menakjubkan tidak hanya indah, pantai ini juga sering dikunjungi  oleh wisatawan untuk berselancar bahkan dipantai ini juga pernah dilakukan  perlombaan berselancar, sehingga banyak para wisawatan dari berbagai daerah  yang ikut meramikan dan berpartisipasi dalam lomba tersebut. Pantai sorake juga  memiliki sovenir seperti kerjaninan-kerajinan yang terbuat dari desain kayu serta  ukiran-ukiran batu yang sangat menarik ,yang dibuat oleh masyarakat sekitar  pantai yang biasanya dibeli oleh para wisatawan sebagai cendra mata dari pantai  sorake. 

Pernahkah kamu melihat gambar seorang pemuda melompat batu yang ada  di uang lama seribu rupiah? Ya, itu adalah gambaran salah satu kebudayaan unik  yang ada di pulai nias yakni fahombo. Fahombo (lompat batu) merupakan praktek  kebudayaan nias yang sangat unik. Fahombo dilakukan dengan cara melompati  batu setinggi 2 meter, budaya tradisi fahombo ini memiliki filosofi makna bahwa  laki-laki yang gagah perkasa dan kuat maka mampu melompati benteng  pertahanan musuh.  

Tradisi fahombo ini dilakukan pada saat acara-acara hari besar, seperti  acara pernikahan, tarian, serta seni pertunjukkan lainnya. Tradisi ini sudah sangat  terkenal dan melegenda. Tradisi ini hanya dilakukan oleh kaum lelaki. Anak laki laki di Nias mulai berlatih melompati batu sejak umur tujuh tahun. Mereka akan  terus melompati tali yang dijadikan pengganti batu dengan ketinggian yang  disesuaiakan dengan umur dan kemampuan sang anak, dan akhir dari latihan  tersebut sang anak akan melompati batu yang sesungguhnya.  

Tetapi sayangnya seiring perkembangan zaman orang tua saat ini sudah  mulai sedikit yang membiasakan melatih anak-anaknya agar bisa melompati batu,  hal ini disebabkan orang tua yang sibuk bekerja hingga tidak ada waktu melatih  anak-anaknya. Selain itu, generasi saat ini lebih tertarik dengan gadget daripada  melestarikan budaya mereka. Mereka berpikir bahwa budaya fahombo sudah 

ketinggalan zaman, sehingga bermain game lebih menarik. Padahal tradisi  fahombo sangatlah penting untuk dilakukan karena sudah menjadi kepercayaan di  pulau Nias laki-laki yang berhasil melompati batu setinggi dua meter tersebut  maka laki-laki tersebut dianggap sudah dewasa, matang, heroik, dan memiliki  martabat serta siap untuk menikah. 

Pulau Nias juga memiliki berbagai macam makanan ciri khas seperti  babae, harinake, ni’unago, gowi nifufu,sifutu banio. Tidak hanya memiliki  berbagai makan khas pulau Nias juga memiliki senjata tradisional yang bernama  tologu balatu, si euli, dan toho serta memiliki pakain adat baru oholu dan oroba  sioli yang biasanya digunakan oleh masyarakat Nias untuk upacara adat dan hari 

hari besar lainnya. 

Selain budaya fahombo dan makanan khas yang ada di Nias ada juga  budaya yang tak kalah unik di Nias, yakni penghormatan para leluhur. Biasanya,  untuk orang yang baru meninggal, dibuatlah patung dari kayu. Suku Nias percaya  bahwa roh orang yang meninggal tadi akan hadir didalam patung tersebut  (pemujaan leluhur).  

Selanjutnya, pesta dan upacara yang ada di Nias. Nias menjunjung tinggi  adat istiadat. Ada beberapa perayaan besar yang biasanya dirayakan di suku Nias  yakni, pesta hukum adat (Fondrako), pesta perkawinan, pesta jasa, upacara  harimau (Famato Harimao), dan lain sebagainya. Perkawinan di Nias adalah  eksogami. Dimana mempelai laki-laki wajib melunasi mas kawin kepada semua  pihak yang masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan mempelai wanita,  terutama pada pihak ibunya (uwu). Selain itu, pihak laki-laki juga harus  mengadakan pesta di desanya. Jika pihak laki-laki tidak melaksanakan pesta  didesanya, maka ia akan tetap dianggap masih anak kecil dan belum menikah,  meskipun pada kenyataannya dia sudah tua. Hal ini membuat pesta pernikahan di  adat Nias menjadi beban besar bagi kaum muda mudi di Nias.  

Suku Nias, memiliki filosofi warna yang memiliki makna tersendiri bagi  mereka. Warna kuning, mereka beranggapan warna ini melambangkan kekayaan, 

kemuliaan, dan kesuksesan. Selanjutnya merah, dianggap sebagai simbol  keberanian dan keganasan pendekar nias, serta marga mereka, dan keluarga.  Warna selanjutnya adalah hitam, melambangkan tanah air suku nias dan tanah  yang subur di pulau nias, serta ketabahan dari orang-orang yang dianggap biasa di  suku tersebut. Pakaian tradisional Nias selalu menggunakan kombinasi dari ketiga  warna tersebut.  

Di zaman yang semakin maju ini banyak banyak pemuda- pemudi yang  sudah tidak mau mempelajari budaya Nias, sekarang sudah sangat jarang karena  anak-anak lebih tertarik dengan ponsel dan game onlinenya. Hal ini tidak bisa  terus dibiarakan karena lama-kelamaan bisa menyebabkan budaya Nias Hilang.  Warga Nias harus kompak dan bersatu dalam melestrikan budaya-budaya yang  ada di pulau Nias, agar budaya ini tetap terjaga dan tidak punah. 

Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar warisan budaya- budaya yang  terdapat di pulau Nias ini tidak hilang atau tergerus zaman, salah satunya mulai  memperkenalkan budaya- budaya tersebut pada anak-anak sejak dini dan selalu  aktif dalam berbagai acara adat kebudayaan. Budaya Nias bukan sekedar pulau  yang Indah,tetapi memiliki kekayaan budaya yang sangat otentik yang harus  selalu kita jaga dan kita wariskan kepada anak cucu. 

~TERIMA KASIH~

Posting Komentar

0 Komentar