Himaprodi PBSI FKIP UR

Tanpa Sekat  Akilla Febriana Aura-SMP Amal Mulia Boarding School Datang dari segala penjuru, Menghuni pulau-pulau yang nan jauh di sana, Namun tak ada dinding penyekat, Sumpah Pemuda menyatukan kita, Dalam satu nusa, bangsa, dan bahasa. Perbedaan yang tak pernah asing, Bersatu saling menghargai, Di bawah satu bendera yang kokoh berkibar, Merah putih, simbol persatuan, Tiada batas dalam cinta yang mengakar. Bangsa besar takkan goyah oleh masa, Namun akan semakin tinggi karenanya, Di mana pun kami berpijak, Kebanggaan selalu menyelimuti kami, Dalam warisan abadi yang berarti. Tanah air ini milik kita, Tempat berteduh dalam satu kehendak, Menjadi bangsa yang besar, Dalam keberagaman, kita saling merangkul, Indonesia, kami berdiri bersamamu selamanya.  

Kami dengan Kebersamaan  Anggraini Rismayani-SMPS IT IDBS Pinggir  Kami adalah masyarakat Kami hidup bersama banyaknya keragaman Kami hidup dengan kerukunan Kami hidup dalam kebersamaan Walaupun kami hidup Dalam banyaknya perbedaan Kami tetap hidup aman dan damai Inilah keragaman budaya yang nyata Dalam kebersamaan

Negeri Seribu Keindahan    Archangela Sinambela-SMP Plus Taruna Andalan Oh, Negeri Indonesia yang maju Banyak perubahan budaya di Indonesiaku Setiap suku punya cerita sendiri Oleh sebab itu, mari kita saling menghargai Indonesia... Negeri yang kaya akan budaya Beragam suku, adat, istiadat dan budaya Juga beragam flora, dan fauna di Indonesia Ditanah Negeri Indonesia, yang luas membentang Tertanam budaya Indonesia yang terang gemilang Maka, marilah kita melestarikan budaya Indonesia Supaya negara Indonesia tetap bersatu dan penuh rasa Di tanah nusantara yang luas membentang Tertanam jejak budaya, yang terang gemilang Setiap suku,setiap budaya punya cerita sendiri Menyatukan kita dalam harmoni yang abadi Mari kita jaga dan lestarikan Warisan dari leluhur, untuk masa depan Karna budaya, dan bahasa daerah adalah harta Yang selalu hidup dalam jiwa dan raga kita Beragam suku,budaya,bahasa dan pikiran Kita tetap dipersatukan Menghargai segala perbedaan Sehingga persatuan dan kes...

Menyemai Doa Ditengah Padang    Arsyila Makaila Fakhira-SMP Negeri 2 Kuantan Hilir  Saatnya datang tiba musim menyemai Tradisi adat ,penduduk nagori Turun temurun silih berganti Bersama datang ke Tengah padang Menyemai doa berharap diberkati Padi di semai sebelum memulai Mengundang datang, pemuka nagori Ninik mamak,cerdik pandai Dubalang penghulu,ustad dan kiyai Penduduk hadir, hidangan terbentang Duduk baselo, memanjatkan doa Menadahkan tangan meminta pada yang kuasa Menentukan hari, bulan dikira Pinang dibelah, mayang terurai Ditiupkan angin petuah dibaca Hindarkan hama, hampa, bencana dan petaka Itulah awal tanda bermula Semaian padi kita tanam Bersama Mari keladang, cangkul disandang Hujan turun, Mentari menjelang Semangat pagi menjelang siang Hingga petang datang berulang Membuka bakul di atas pematang Membajak ladang sepenuh hati Menanam padi berjejer rapi Sawah terbentang hamaran padi Menghijau daun tertiup similar angin Bergetar bergelombang kian kemari Tempuo ter...

Harmoni Dalam Rantai   Asyifa Tri Mulyanti  Dalam dunia yang fana Rantai saling menggenggam Tanpa melihat rupa Yang beragam Memberikan pengorbanan Menjaga agar tak karam Bersatu dalam harmoni Tiada tandingan Menghancurkan pedar Agar tak pudar Biar tangan tak jadi lerai Meski kadang kata tak suai Pesona dalam beragam rasa Menyatukan cinta Mendatangkan Arunika Diberkati oleh pencipta

Kita Adalah Keluarga    Ayatul Husna Nurkarima RM-SMPS IT IDBS Pinggir Kita memang tak sedarah Kita memang tak selalu sama Tapi kita adalah anak Indonesia Budaya dimana-mana Keberagaman akan selalu ada Tapi kebersamaan berpeluk erat diantara kita Indonesia negeri tercinta Bhineka Tunggal Ika semboyan kita Indonesia kaya akan kebergamannya Indonesia hebat akan kebersamaannya Kita Hebat! Kita beragam atas agama Atas suku dan budaya Namun kita masih bisa bersama Kita masih satu keluarga Keluarga Indonesia   

Siapa Aku?  Azfa Rauf Hamdzan-SMP Al Izzah Batu Di hari yang cerah Angin bernyanyi untukku Matahari bergembira meneranginya Aku di bawah terik itu Meresapi ekspresi tanganku Bersiap melukis pada sebuah wilayah agung Yang tak pernah kusentuh Hingga sekarang Aku meresapi setiap gestrur kuas abadi yang kubawa yang akan tenggelam pada pigmen-pigmen eksistensi Dengan gerakan kuas abadi, aku beraksi mewarnai wilayah agung Aku mengolah bentuk-bentuk Apa? Kamu bertanya tentang bentuk- bentuk apa? Banyak bentuk-bentuk yang telah kubuat Ada yang tumpul, tajam, melingkar, panjang, pendek Segala macam bentuk mencuat satu-persatu Dengan pigmen warna-warni Kuas abadiku mewarnai bentuk-bentuk Berwarnalah bentuk-bentukku Mewarnai wilayah agung Apa? Kamu mau memberhentikanku? Kamu bertanya-tanya kenapa warnanya seperti ini? Saling bertentangan Saling bertegangan Tak sesuai harapan Apa yang harus kulakukan? Lukisan yang tak bisa kembali ke bentuk awal ini Apa? Kamu menyarankan menambah warna putih? ...

Nusantara Mempesona   Azka Qanitah Salsabila-SMPS IT MUTIARA DURI Tanah air beta... Negeri para dewa Yang digadang-gadang sebagai surga dunia Keberagamannya yang indah tiada tara Keelokan budaya yang menjadi tanda Kemeriahan tradisi yang mampu membuat kagum dunia Negeri ini... Negeri yang memiliki banyak perbedaan Namun terliht kebersamaan seluruh insan Antara si kulit putih dan hitam Saling berpegangan untuk menguatkan Negeri ini... Negeri mempesona laksana simphoni yang indah Negeri yang keharmonisannya tercurah Hingga seluruh perbedaan jadi indah Batak dengan ulosnya yang menarik Melayu dengan tanjaknya yang cantik Bali dengan Tarik kecaknya yang unik Meski kau dan aku berbeda Kita tau bahwa kita sama Diikat dalam satu wacana Bhinneka Tunggal Ika Meski ku sebut diriku orang Sumatra Meski kau sebut dirimu orang Papua Meski dia menyebut dirinya orang Jawa Namun kutau saat kita bersama Saling berpegangan meneguhkan bangsa Kita dikenal sebagai Nusantara  

Seribu Aksara, Satu Jiwa  Azzahra Acca Lubis-SMP Amal Mulia Boarding School Di negeri ini, segala perbedaan mencair, dari sabang merauke kita bersatu. Bahasa dan budaya bukanlah pembatas, melainkan jembatan yang saling merangkul, di tanah air bernama Indonesia. Hari ini sumpah kembali terpatri, seribu aksara, ruh kata yang kita simpan. Perbedaan bukan menjadi alasan perpecahan, tapi pengingat bahwa kita mempunyai satu arah, dalam keharmonisan budaya. Satu bangsa, bukan hanya soal darah dalam rupa, namun tekad kita bersama mencipta makna. Lagu Nusantara bernyanyi tiada henti, meski malam tiba menyelubungi hari, kita tetap satu dalam nada, satu irama. Mari kita pegang kembali sumpah itu, untuk satu nusa, satu bangsa, satu bahasa. Mari kita cengkram persatuan ini dengan erat, tanpa membiarkan kebencian menyebar, karena kita Indonesia yang tak terpecah.  

Arus Nusantara   Azzahra Ulhaq-MTsN 1 Kota Pekanbaru  Celoteh ramai burung cenderawasih Riuh beringas di bentang Irian Jaya Bunyi tifa bertumpang-tindih Telak menjadi buah bibir budaya Leluhur bangsa bermain dalam amba dan titik Mewujudkan secercah pesona batik Sang dalang yang hanyut pada narasi wayang kulit Membuka garis hidup beserta sanubari eksplisit Osengan mandai khas uma Meriliskan cita rasa lena Ritual penghormatan bagi sang nenek moyang Oleh tari hudoq dengan topeng berbayang Perayaan lokal tabuik bergema Mencium jejak Pertempuran Karbala Auman ganas harimau sumatera Menjanjikan gelar raja hutan perkasa Berlaga Dodorobe dari kepala hingga kaki matahari Memutar kembali renungan haru masa kecil Saat Pakarena terkidung bagi diri sendiri Bagai alunan harmonis burung kadalan yang andil Namun, di sinilah kami berdiri Terikat pada semboyan bangsa Terikrar pada sumpah pemuda Berpeluk janji yang asri Bulir bening terlinang membasahi wajah Bersatu dalam genggaman ramah In...

Berbaliklah    Azzam Muhammad Hafzih-SMP IT Imam An Nawawi Pekanbaru  Bila engkau tanah pertiwi maka laut adalah kekasih yang mencintai sejak ibumu menazamkan namamu gelombang mengundang kasih sayang yang terumbu maka jangan biarkan tembok kebangsaan retak karena kita selalu bercermin pada lambang kebersamaan Bila engkau garuda maka gunung adalah ayah yang meluaskan pelukan pengembaraan-pengembaraan bagai peta kepulangan yang menghimpun rindu maka jangan biarkan pertiwi menangis karena perutnya dikeruk habis Jika cintamu menjiwa sealiran simponi Merah Putih maka senyum warga adalah halaman bermain yang menyediakan banyak wahana sedang kesederhanaan menuntunmu pulang lantas jangan biarkan pertiwi kembali menangis sebab kau biarkan segala budaya diregas tangan tak bertuan Jika engkau pemuka luhak negeri budaya adalah semesta yang mengkerdil seluruh denyut kenangan menepikan pengembaraan maka kembalikan panji-panji persatuan siramlah pucuk-pucuk perbedaan dalam bingkai ...

Sudut Mata Negriku   Chisa Yabi-MTs Al-Ittihadiyah  Indonesia negriku.. Beribu bahasa mewarnai hari-hari Menjadi argumen merdu diberbagai daerah Benda rakit yang bernilai mahal Sebagai sandang sehari-hari masyarakat Indonesia tanah kelahiran ku.. Sungguh bangga diriku dilahirkan dinegri ini Bisa melangkah ditanah subur Dengan ragam khas flora dan fauna didalamnya Rasa syukur ku kepada tuhan yang maha esa Pemuda-pemuda bangsa.. Dalam keberagaman kita berjuang Menjadikan pulau pulau Bersatu tanpa laut Bagaikan rumah satu atap dengan beribu umat didalamnya Budaya telah menjadi jati diri mereka Kesatuan dan Persatuan menjadi tonggak kokoh diri mereka Jari-Jari munyil itu sungguh berbakat Bagaikan mesin yang bekerja tanpa henti Seni beribu ide dengan sejuta makna yang terkandung Sungguh banyak perbedaan dinegriku Perbedan bukan lah penghalang bagi kita Toleransi menyatukan rasa yang mendalam dalam hati Sebagai sebuah ikatan batin persaudaraan.

Keragaman Budaya Indonesia   Dede Wahyudi Saputra-SMPS YKPP Sumgai Pakning  Indonesia... Engkau mempunyai Banyak sekali budaya, suku, ras, tarian, dan lagu Dari Sabang sampai Merauke Dari Aceh tari Saman sampai ke Papua Dengan lantunan alat musik Tifanya Indonesia... Kebudayaanmu bak bunga warna warni Yang mekar pada musim semi Kebudayaan engkau begitu banyak Tak terhafal oleh benakku Indonesia... Engkau yang menciptakan Bhineka Tunggal Ika Yang menjadi semboyan dan perisai kami Indonesia... Nan indah negeriku Bak Pelangi yang muncul setelah hujan badai Pesonamu tak terpaparkan oleh lidahku Indonesia... Merah putihmu bagaikan darah dan tulangku Yang menjadi penguat jiwa dan ragaku Dari lahir hingga tiadaku Engkau bak istana tempat tinggal terakhirku Indonesia... Kebudayanmu akan kulestarikan Sampai keujung dunia Sampai nafas terakhirku Akan kuperjuangkan keutuhanmu Indonesia... Tanah air tumpah darahku Entah berapa banyak budaya yang mengharumkanmu Di negeri sana yang tid...

INI HARTA KITA  Dzakira Talita Zahra-MTs Al-Ittihadiyah Indonesia... Negara yang maju Negara yang beragam Negara berbeda bahasa Berbeda budaya Negara menunjukan bangsa Bahasa menunjukan Bahwa kita adalah Pemuda indonesia yang pusaka Budaya ialah hasil cipta yang menawan Menyusun tutur adat Membuat ciri daerah tersendiri Budaya warisan yang tak ada harganya Budaya adalah identitas bangsa Budaya jati diri bangsa Yang akan selalu tertanam Di dalam diri kita Sebuah seni yang di warisi leluhur Karya yang dirangkai dalam satu waktu Sulit di katakan oleh kata-kata Terangkai dengan bahan turun menurun Apakah kita dengan budaya kita? Kenapa kita tak mau mengembangkannya Ini harta kita Ini bukan harta negara luar Ini bukan harta negara Kolonial Bahasa kita pemersatu bangsa Ini harta kita yang berharga Bahasa kita istimewa Dan selalu menjadi yang pertama  

Pelangi di Langit Nusantara   Elviana Marinka-SMP NEGERI 1 TELUK KUANTAN

MOZAIK   Elza Zahria Arnita Wibowo-SMP Amal Mulia Boarding School Di sini kita berdiri Di tanah yang sama, akar-akarnya bertautan, Tak peduli suku, bahasa, atau adat. Menyatukan suara dalam kekeluargaan, Demi satu Indonesia, kita ikrarkan. Di setiap langkah, ada jejak berbeda, Ada bahasa beragam warnanya, Kain ulos, batik, tenunan bersulam, Bak mozaik takdir, kita ditenun dalam malam. Bukankah ini keberagaman yang indah? Sajaknya hidup berdampingan, Tangan bergandeng dalam irama selaras, Lagu kita berbeda namun nadanya tak pernah sirna, Dalam harmoni kita berikrar, Sumpah Pemuda. Indonesia, engkau adalah kita, tak terpisah. Tak ada keasingan, melainkan keberagaman, Menghuni satu negeri dengan keberkahan yang sama, Di bawah langit payung sabda leluhur, Keberagaman jadi raga, bukan alasan berkeluh kesah. Kita satu dalam kebersamaan, bukan sekadar kata.  

Rindu Ayah   Fazat Azizah Simra-MTs Muhammadiyah 02 Pekanbaru Ayah Aku mau cerita pada dunia... Dulu sembilan tahun yang lalu saat aku masih berumur 4 tahun, saat aku belum tau sama sekali akan kehidupan ini, Ayah pergi meninggalkanku. Walaupun begitu, aku tetap ingin katakana aku juga sempat merasakan kasih sayang Ayah. Rasa cinta dan pelukan hangat yang tak ternilai harganya. Waktu itu memang umurku masih terlalu kecil, tapi sangat lekat dalam ingatanku kalau aku pernah punya seorang ayah yang senyumnya meneduhkan hatiku. Pelukannya menghangatkan tubuhku, belaiannya menangkan jiwaku dan canda tawanya membuat aku bahagia.    Ayah apa kabar di atas sana...? Apakah Ayah tahu, sekarang anak gadis Ayah sudah besar dan saat ini sangat merindukanmu. Aku masih sangat membutuhkan Ayah. Tiada hari yang ku lewati tanpa memikirkan Ayah. Rindu ini semakin hari semakin bergelut dalam mimpi panjangku. Ayah, rasanya dunia tidak adil padaku. kenapa di saat proses pendewasaanku Ayah...

Menyatu dalam Keberagaman   Fazila Ramadhani-MTs Darul Hikmah Pekanbaru Kupu-kupu menari bagaikan penari Irama lagu menandakan khasnya Sejarah pengisah yang begitu bermakna Mengenangkan jasa para leluhur Mencari makna di tengah sejarah Akar pohon yang begitu kuat Menjutai tinggi kebersamaan Seperti kayu tak mudah rapuh Hilanglah ia apabila tak dirawat Rempah-rempah yang beragam Memberi cita rasa setiap masakan Hangatnya ruang memberi kedamaian Sedap baunya menari dalam pikiran Setiap cicipan memberikan nikmat Dengan bahasa kita saling berbicara Menyampaikan rasa merangkai cerita Budaya menyatu dalam rasa kebersamaan Dalam kebersamaan kita menemukan kekuatan Dari bunyi angklung tinggal dawai gitar Setiap instrumen punya cerita sendiri Namun saat melodi bergandeng bersama Di situlah harmonis menyatu dalam jiwa.  

  Budaya Jati Diri Bangsa   Ghaniysa Aisyah-SMP IT ABDURRAB Tanah airku... Terbentang luas perairan dan daratannya Tersebar penduduknya dari Sabang hingga Marauke Melimpah ruah kekayaan alam dan budayanya Bernilai luhur tradisi adat istiadatnya Tanah airku... Ragam suku bangsa kaya akan tradisi Berbagai bahasa daerah yang patut abadi Adat istiadat yang kuat Senjata, rumah dan pakaian adat,nyanyian serta tarian daerah Sangat menarik dan berkharismatik Inilah tanah airku Takkan ada habisnya untuk dikagumi Negeri dengan budaya luhur Buminya indah serta subur Bangsanya bersatu saling merangkul Bangsa yang berpijak ditanah yang sama Bertungkus lumus leluhurnya Tinggal dengan atap langit yang sama Menjadi pondasi bertekad yang satu dan selaras Bukan sekadar ragam suku dan budayanya Bukan hal perbedaan tradisi disetiap daerahnya Keseluruhan melebur menjadi kesatuan yang sama Budaya sebagai simbol jati diri bangsa Indonesia Bhineka tunggal ika...

Warna Warni Indonesiaku   Gita Christine Zyvilia Tumanggor-SMP Plus Mutiara Harapan Indonesia... Mozaik kehidupan yang mempersatukan keragaman dalam harmoni. Indonesia... Taman bunga beraneka warna, menebarkan keindahan dan aroma. Yang layak kita syukuri sebagai anugerah dari Sang Pencipta, penuh makna dan arti. “Bhinneka Tunggal Ika” simbol persatuan yang mengayomi setiap warna dan suara bangsa. Dengan gagahnya burung garuda, mengangkat tinggi semboyan kebanggaan kita, bagaikan panji berkibar megah di angkasa. Layaknya pelangi di langit, mengajarkan untuk saling menghargai, menciptakan keindahan abadi... Betapa indah warna-warni budaya, bak batik yang memikat mata, serupa hentakan zapin berirama ceria. Keberagaman menggema di pesisir, berpadu deburan ombak, menyatukan langkah lembut Nona Sunda. Iringan rima pantun merdu nan indah, menganyam kehangatan perbedaan Bagai mozaik indah warna bangsa, memancarkan keragaman yang kaya. Bagai melodi merdu nada-nada, menciptakan keharmon...

  Berbaur dengan Citra Bahasa Hafiz Salman Zuhri - MTsN 1 Pekanbaru Tiup angin pasir berbisik Tak hadang harum terus mewangi Laksana biru pancaran tasik Lamunan indah tuah negeri Keragaman yang tak pernah padam Keragaman yang tak lekang oleh zaman Merasuk ke dalam lisan segenap insan Merungkai ribuan bahasa yang beragam Betapa gagah budaya, disandingkan ragam bahasa Molek nan luhur membahana Pewaris tegak pada dirinya Penutur kukuh pada gagasnya Meski terbentur arus dunia Elok bahasa ramah tuturnya Serupa mahakarya yang tak ternlai harganya Hasil persatuan para pemuda Lantang bergaung ikrar sumpahnya Mula gelora Indonesia merdeka Menyusul gebyar terbit bahasa Langit bumi menjadi saksi Tegas melawan sudi berbakti Dinaungi semboyan negeri Ragam bahasa indah terpatri Melahirkan sejuta intan permata generasi Makna perjuangan anak bangsa Bahasa persatuan, bahasa Indonesia Teruslah hai sang penerus Jangan biarkan ragam tergerus Berbaur dan kejarlah larian arus Pastikan bahasa kekal engga...

Perupa Kisah    Muhammad Dali Budaya-SMKN 1 PEKANBARU  Bantar Gebang tengah berkabung. Petang itu, mereka bak mendirikan pagar hitam dan menutup diri dari luar. Para pemulung rela menyia-nyiakan peluang bertemu wartawan yang hanya datang sekali setahun. Itu rumpang dan tak biasa. Sebab dalam kondisi waras, mereka akan datang bersesak hendak diliput untuk dapat tambahan duit. Namun, hajat itu mereka buang jauh-jauh supaya bisa menemani  Ipeh. Emak Ipeh tertimbun longsor sampah sewaktu mulung. Ia hanya mematung dan tak sempat melolong. Untung, ekor mata para pekerja menangkap kejadian selincah biasanya. Mereka langsung berlari bak didorong angin badai dan tergopoh-gopo menyusuri daratan yang telah rata oleh sampah. Bagaimanapun, mereka bukanlah anjing yang lihai mengais dengan kaki dan tangan. Para pekerja menangis panik sampai akhirnya seonggok tangan terpampang. Terlambat. Malam itu, Emak dibaluti kain kafan. Si gadis bisu, Ipeh, terlalu linglung untuk bisa menangis....

Jejak Kata di Ujung Rindu  Lisnawati Tiurida Hutagaol-SMAS Plus Taruna Andalan    Di sudut kota, di antara gedung-gedung tinggi yang menjulang, terdapat sebuah kafe kecil yang sederhana. Kafe itu dipenuhi dengan aroma kopi dan kue kue yang baru dipanggang. Di sinilah Daffa, seorang pelajar SMA yang beranjak dewasa, menghabiskan waktu sore sambil membaca buku catatan milik kakeknya yang baru saja ia temukan. Daffa tidak pernah mengenal kakeknya. Ia hanya tahu bahwa kakeknya adalah seorang penulis puisi terkenal di kampung halaman orang tuanya di Sumatra Barat. Setelah kematian kakeknya, semua barang-barangnya dimasukkan ke dalam kotak dan disimpan di loteng rumah nenek. Saat mengunjungi nenek, Daffa merasa tertarik untuk mencari tahu lebih banyak tentang kakeknya. Satu halaman demi satu halaman, Daffa membolak-balik buku catatan itu. Puisi-puisi yang ditulis dengan tinta hitam itu penuh dengan keindahan bahasa.  Namun, ada satu puisi yang menarik perhatian Daffa: “Di ...

AKSI CITA-CITA BAHASA DI ERA GLOBALISASI   LIANA FILZAH-SMA IT FADHILLAH Di pinggiran kota yang hiruk-pikuk, terdapat sebuah komunitas kecil bernama 'pelangi kata'. Di sinilah cerita Filzah, seorang gadis remaja yang terlahir dengan bakat luar biasa dalam merangkai kata. Setiap kalimat yang ditulisnya bagaikan embun pagi yang menyejukkan jiwa, mampu menghidupkan harapan dalam hati  banyak orang. Filzah bermimpi besar,ia ingin mengubah dunia melalui tulisannya. Namun, di tengah era global yang penuh kecanggihan dan arus informasi yang deras, ia merasa kata-katanya seringkali tenggelam dalam kebisingan. Suatu malam, saat bintang-bintang berkelip di langit seperti lampu-lampu kota yang jauh, Filzah duduk di teras rumahnya, merenungkan apa yang bisa ia lakukan. “Bahasa adalah jembatan, tetapi tanpa aksi, jembatan itu tidak akan pernah dilalui,” gumamnya, terinspirasi oleh pepatah yang sering didengarnya. Ia  menyadari, untuk mewujudkan cita-citanya, ia harus menggabungkan kat...

BERSUARA DAN HILANG   Kauthar Aghatama-IP-ICBSRIAU   Jalan kala itu sangat tenang dan damai tak terlalu ramai dan juga tak terlalu sepi, angin pagi yang menyejukannya, menyapa setiap orang yang ia kenal Pak Asep penjual mie ayam, Bu Siti suru yang tinggal dekat rumah, dia menyapanya dengan senyuman manis yang dia keluarkan. Dia tiba ditempat acara melihat kesana kemari menghirup udara pagi yang segar dari sana. Dia turun dari motor, menaruh helmnya dan memasang earphone ditelinganya mendengarkan lagu kesukaannya yang selalu dia putar Dimana pun dia berada. Dia Bernama Bintang anak yang lumayan tinggi dengan wajah tampan dan rambut belah Tengah khas orang-orang Korea tapi dia tidak berasal dari sana dia Jawa asli tapi yang ini jawa premium dia berjalan kearah pintu masuk acara.    Saat sibuk dengan lagunya Bintang menabrak seseorang bertubuh kecil bahkan kepalanya hanya sedada Bintang. Semua barangnya terjatuh ke lantai berserakan Dimana-mana sontak sosok kecil i...